11.07.2015 Views

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

HELMIVOLUME2 No. 1 Agustus 20114C. Ruang Lingkup Izin LingkunganUsaha atau kegiatan tertentu tidak dapat dilakukan tanpa izin dari organ pemerintahyang berwenang. Kenyataan tersebut dapat dimengerti karena berbagai halsering kali terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemohon izin. Izin menjadialas hak dan kewajiban pemohon untuk melakukan suatu usaha atau kegiatan tertentu.Seperti dikatakan pada latar belakang, izin lingkungan merupakan salah satusyarat memperoleh izin usaha atau kegiatan. Izin usaha atau kegiatan yang wajib izinlingkungan tersebut adalah aktivitas atau kegiatan usaha yang wajib Amdal ataupunwaji UKL dan UPL. Pasal 1 angka 35, “Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepadasetiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyaratuntuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan”. Untuk izin usaha atau kegiatan, Pasal1 angka 36, “Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansiteknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan”.Izin lingkungan yang termuat dalam UU-PPLH menggabungkan proses pengurusankeputusan kelayakan lingkungan hidup, izin pembuangan limbah cair, dan izin limbahbahan beracun berbahaya (B3). Pada saat berlakunya UU No. 23 Tahun 1997, keputusankelayakan lingkungan hidup diurus diawal kegiatan usaha. Bidang pertambangan, misalnya,diurus sebelum pembangunan konstruksi tambang. Setelah konstruksi selesai, pengusahaharus mengurus izin pembuangan limbah cair dan B3. Sekarang ketiga perizinan itudigabungkan, diurus satu kali menjadi izin lingkungan. Syaratnya jelas, yaitu analisismengenai dampak lingkungan (Amdal) atau upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL)dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL). Tanpa ketiga dokumen, izin lingkungantak akan diberikan.Berdasarkan Pasal 123 UU-PPLH, “Segala izin di bidang pengelolaan lingkungan hidupyang telah dikeluarkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengankewenangannya wajib diintegrasikan ke dalam izin lingkungan paling lama 1 (satu) tahunsejak Undang-Undang ini ditetapkan”. Penjelasan pasal 123, “Izin dalam ketentuan ini,misalnya, izin pengelolaan limbah B3, izin pembuangan air limbah ke laut, dan izinpembuangan air limbah ke sumber air”.Kententuan Pasal ini kemudian dipersoalkan oleh pengusaha bidang lingkungan hidup,terutama para pengusaha pertambangan. 10 Sebetulnya, ketentuan adanya izin lingkunganpada masa UU No. 23 Tahun 1997 sudah ada, namun belum disatukan seperti Pasal 123UU-PPLH. Izin lingkungan pada masa UU No. 23 Tahun 1997 diberikan secara terpisahdan “seolah” tidak mengikat pengusaha untuk melaksanakan. Hal ini disebabkan tidakjelasnya hubungan <strong>hukum</strong> antara izin-izin lingkungan dengan izin usaha atau kegiatan.Siti Sundari Rangkuti 11 bahkan menyatakan pada saat itu, walaupun jenis-jenis izin10Direktur Eksekutif Indonesian Center For Environmental Law (ICEL) Rino Subagyo menilai, penolakanlebih karena perubahan tata urutan pemberian izin kegiatan atau usaha. Izin lingkungan menjadiprasyarat izin usaha. Jika ada pejabat publik memberikan izin usaha kepada pemohon yang tidakmemiliki izin lingkungan, maka pejabat publik itu bisa dipidana. Itu yang membuat sejumlah pihakmempertanyakan.11Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga UniversityPress, Surabaya, 2005, hlm. 119.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!