JURNALILMU HUKUM872. Identifikasi MasalahBerkaitan dengan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadipermasalahan di dalam karya tulis ini, antara lain adalah:1. Bagaimanakah implementasi perizinan pemanfaatan ruang di Indonesia?2. Apakah prinsip-prinsip good governance telah diakomodasi dalam regulasipenataan ruang di Indonesia?B. Pembahasan1. Implementasi Perizinan Pemanfaatan Tata Ruang di IndonesiaRuang yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi, sebagai tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, danmemelihara kelangsungan hidupnya, pada dasarnya ketersediaannya terbatas 9 .Pada umumnya, menurut M. Daud Silalahi 10 , suatu ruang tertentu dapat digunakanuntuk berbagai alternatif kegiatan, seperti permukiman, industri, pertanian dansebagainya. Apabila suatu kegiatan tertentu telah dilakukan di suatu ruang tertentu, padawaktu yang sama tidak dapat dilakukan suatu kegiatan yang lain karena dapatmenimbulkan persaingan bahkan konflik dalam pemanfaatan ruang.Berkaitan dengan hal tersebut, dan dalam rangka mewujudkan ruang wilayah nasionalyang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan 11 maka diperlukan adanya penataanruang yang dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mampumewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, sertayang dapat memberikan pelindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampaknegatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. 12 Kaidah penataan ruangini harus dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruangwilayah.Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang 13 . Kegiatan penyelenggaraan tata ruangmeliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang 14 .Pengaturan perizinan dalam penataan ruang dapat kita temukan di dalam Pasal 35UU Penataan Ruang yang menyatakan bahwa penetapan perizinan merupakan salah satubentuk pengendalian pemanfaatan ruang 15 . Ketentuan tersebut juga memperlihatkankepada kita bahwa perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertibanpemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan9Penjelasan Umum UU Penataan Ruang10M. Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Alumni,Bandung, 2001, hlm. 85.11Pasal 3 UU Penataan Ruang.12Penjelasan Umum UU Penataan Ruang.13Pasal 1 Angka 5 UU Penataan Ruang.14Pasal 1 Angka 6 UU Penataan Ruang,15Pasal 35 UU Penataan Ruang berbunyi: “Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapanperaturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.”
ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201188rencana tata ruang. Hal tersebut kemudian dipertegas oleh Pasal 26 ayat (3) UU PenataanRuang 16 .Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintahdaerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing 17 dengan konsekuensi apabila izinpemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui proseduryang benar, maka izin yang dikeluarkan akan batal demi <strong>hukum</strong> 18 . Demikian pula halnyaapabila izin yang dikeluarkan tidak sesuai dengan rencana tata ruang akan berakibat padadibatalkannya izin yang telah dikeluarkan 19 . Izin pemanfaatan ruang yang telah diperolehmelalui prosedur yang benar pun dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerahapabila kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah 20 . Pemanfaatanruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izinmaupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, sebagai regulasi yang relatif baru sebagaipengganti UU No. 24 Tahun 1992, UU No. 6 Tahun 2007 memberikan limit terbataskepada pemerintah untuk menerbitkan ketentuan pelaksananya. Pasal 78 UU PenataanRuang merumuskan sebagai berikut:(1) Peraturan pemerintah yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan palinglambat 2 (dua) tahunterhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan.(2) Peraturan presiden yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lambat5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang inidiberlakukan.(3) Peraturan Menteri yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lambat3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan.(4) Dengan berlakunya Undang-Undang ini:a. Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional disesuaikanpaling lambat dalam waktu 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan;b. semua peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsidisusun atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejakUndang-Undang ini diberlakukan; danc. semua peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayahkabupaten/kota disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitungsejak Undang-Undang ini diberlakukan.Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Daerah, merupakan salahsatu payung <strong>hukum</strong> atau pedoman utama dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang di16Pasal 26 ayat (3) UU Penataan Ruang: “Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untukpenerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan.”17Pasal 1 Angka 37 ayat (1) UU Penataan Ruang.18Pasal 1 Angka 37 ayat (3) UU Penataan Ruang.19Pasal 1 Angka 37 ayat (2) UU Penataan Ruang.20Pasal 1 Angka 37 ayat (4) UU Penataan Ruang.
- Page 2 and 3:
JURNALILMU HUKUMIJurnalILMUHUKUMJUR
- Page 4 and 5:
JURNALILMU HUKUMIIIPENGANTAR REDAKS
- Page 6 and 7:
JURNALILMU HUKUM1KEDUDUKAN IZIN LIN
- Page 8 and 9:
JURNALILMU HUKUM3Berdasarkan hal di
- Page 10 and 11:
JURNALILMU HUKUM5lingkungan diatur
- Page 12 and 13:
JURNALILMU HUKUM7Pola perizinan di
- Page 14 and 15:
JURNALILMU HUKUM9F. Daftar PustakaB
- Page 16 and 17:
JURNALILMU HUKUM11dan pembangunan y
- Page 18 and 19:
JURNALILMU HUKUM13disebut dengan Pe
- Page 20 and 21:
JURNALILMU HUKUM15undang ini maka s
- Page 22 and 23:
JURNALILMU HUKUM17Dalam Undang-Unda
- Page 24 and 25:
JURNALILMU HUKUM19bertanggung jawab
- Page 26 and 27:
JURNALILMU HUKUM21Handajaningrat, S
- Page 28 and 29:
JURNALILMU HUKUM23menambah beban po
- Page 30 and 31:
JURNALILMU HUKUM25yang sangat besar
- Page 32 and 33:
JURNALILMU HUKUM27Terkait kebijakan
- Page 34 and 35:
JURNALILMU HUKUM29MakalahAbdul Bari
- Page 36 and 37:
JURNALILMU HUKUM31pemerintahan naga
- Page 38 and 39:
JURNALILMU HUKUM33Tabel. 1Nagari da
- Page 40 and 41:
JURNALILMU HUKUM354. Hilangnya jaba
- Page 42 and 43: JURNALILMU HUKUM37Kepala DesaKepala
- Page 44 and 45: JURNALILMU HUKUM39i. Tanah, hutan,
- Page 46 and 47: JURNALILMU HUKUM41PERKEMBANGAN KELE
- Page 48 and 49: JURNALILMU HUKUM43adanya, dapat dis
- Page 50 and 51: JURNALILMU HUKUM45Versi keempat, te
- Page 52 and 53: JURNALILMU HUKUM47Kijang bertemu ki
- Page 54 and 55: JURNALILMU HUKUM49Dalam buku Sejara
- Page 56 and 57: JURNALILMU HUKUM51Setelah ditetapka
- Page 58 and 59: JURNALILMU HUKUM53hubungan darat an
- Page 60 and 61: JURNALILMU HUKUM55Kewedanaan Muara
- Page 62 and 63: JURNALILMU HUKUM57menggunakan kapal
- Page 64 and 65: JURNALILMU HUKUM59ternyata Kabupate
- Page 66 and 67: JURNALILMU HUKUM61PERGESERAN PERAN
- Page 68 and 69: JURNALILMU HUKUM63sesuai dengan cit
- Page 71 and 72: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201166
- Page 73 and 74: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201168
- Page 75 and 76: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201170
- Page 77 and 78: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201172
- Page 79 and 80: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201174
- Page 81 and 82: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 83 and 84: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 85 and 86: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 87 and 88: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 89 and 90: VOLUME2 No. 1 Agustus 201184IMPLEME
- Page 91: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201186Sel
- Page 95 and 96: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201190Ist
- Page 97 and 98: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201192yan
- Page 99 and 100: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201194dal
- Page 101 and 102: VOLUME2 No. 1 Agustus 201196PERBAIK
- Page 103 and 104: AZMI FENDRIVOLUME2 No. 1 Agustus 20
- Page 105 and 106: AZMI FENDRIVOLUME 1002 No. 1 Agustu
- Page 107 and 108: AZMI FENDRIVOLUME 1022 No. 1 Agustu
- Page 109 and 110: AZMI FENDRIVOLUME 1042 No. 1 Agustu
- Page 111 and 112: AZMI FENDRIVOLUME 1062 No. 1 Agustu
- Page 113 and 114: VOLUME 1082 No. 1 Agustus 2011KONTR
- Page 115 and 116: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1102
- Page 117 and 118: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1122
- Page 119 and 120: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1142
- Page 121 and 122: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1162
- Page 123 and 124: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1182
- Page 125 and 126: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1202
- Page 127 and 128: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1222
- Page 129 and 130: VOLUME 1242 No. 1 Agustus 20115. Er
- Page 131: VOLUME 1262 No. 1 Agustus 20116. Na