JURNALILMU HUKUM47Kijang bertemu kijang bertanduk emas dikejar sampai Sungai Gergaji (Retih) menujuKualo Retih memudik Batang Retih sampai Selensen menuju Kualo Bubur, bergerakmenuju Bukit Cundung (Retih) sebelah pematang Kulim. Dari Pematang Kulimmenuju Suo-suo balik lagi ke Tunggul nan Belepat Labing Batu Betingkap.”C. Dalam Wilayah Kesultanan JambiMenurut A Mukti Nasrudin, masyarakat Tungkal Ulu memang lebih dahulu mendiamidaerah aliran Sungai Pengabuan. Barulah Tungkal Ilir didatangi oleh orang-orang Bajaudan Melayu asal Brunai. Pada masa kejayaan Kesultanan Jambi seiring dengan semakinberkurangnya kontrol Raja Johor atas Tungkal, tersiarlah kabar di Tanah Pilih (Kota Jambisekarang) bahwa di daerah aliran sungai Pengabuan terdapat masyarakat suku Biduando.Sultan mengutus orang kepercayaan ke Tungkal Ulu supaya mengakui kekuasaan SultanJambi, dan ditolak. Akan tetapi sang utusan berhasil mendapat pengakuan dari orangorangMelayu di Tungkal Ilir akan kekuasaan Sultan Jambi.Pada utusan kedua yaitu Pangeran Hadi saudara Sultan Abdurahman Nazarudin (1855s/d 1881), barulah Orang Tungkal mengakui kekuasaanMelayu Jambi. Selanjutnya, Sultan Jambi mengangkat saudaranya Pangeran Kesumosebagai wakil pemerintah di Tungkal Ulu.Di Tungkal Ilir, Sultan Jambi bahkan mengutus Mantri Berangas yang kelak dikenalsebagai pendiri Kuala Tungkal. Mantri Berangas membangun komunikasi dan menjalinhubungan bahkan saling mengangkat saudara dengan suku Melayu yang diketuai DatukSumpeno, bersama-sama membangun Kuala Tungkal sebelum datangnya orang-orangBanjar, Bugis dan Jawa ke wilayah ini. 13Dalam hal ini, terdapat suatu tanda tanya yang besar bagi penulis. Dalam makalahyang ditulis A Mukti Nasrudin seperti yang juga ditulis HA Rivai, Tungkal Ulu disebutsebagai daerah taklukan Sultan Johor, barulah kemudian ditaklukkan oleh Sultan Jambipada sekitar abad ke-19, sementara di sisi lain dalam Catatan tentang Tahun-tahunBersejarah Propinsi Jambi, disebutkan bahwa pada tahun 1630 (Abad ke-17), Sultan Jambimenolak menyerahkan Tungkal kepada Malaka. 14 Itu berarti bahwa sebelum tahun 1630,Tungkal merupakan wilayah kesultanan Jambi, bukan wilayah Kesultanan Johor.Jika dilakukan analisis atas dua pernyataan yang saling berbeda ini, maka kemungkinanbahwa Tungkal ditaklukkan Johor dapat didukung dengan kenyataan geografis dekatnyaTungkal dengan wilayah Kesultanan Johor melalui sarana perhubungan laut. Hubungankekerabatan masyarakat Tungkal Ulu sekarang justru banyak terjalin dengan masyarakatJohor dan Riau, bukan dengan masyarakat Jambi. Sedangkan pemikiran yang dapatmendukung bahwa Tungkal merupakan bagian dari Jambi, dapat dibenarkan jika melihatfakta sejarah bahwa Kerajaan Melayu Jambi telah berdiri sejak tahun 1500. Sungguhmasuk akal jika dalam kurun waktu itu Sultan Jambi mengetahui keberadaan komunitasmasyarakat di Tungkal Ulu.Seakan menjawab kontroversi ini, Uka Tjandrasasmita mengutip Tome Pires dalam13Lihat Rajo Bujang dkk, Op.Cit, hal. 37.14Lihat Edi Sigar, Buku Pintar Indonesia, Pustaka Delapratasa, Jakarta, 1996, hal. 55.
ERDIANTOVOLUME2 No. 1 Agustus 201148bukunya Suma Oriental yang menceritakan keadaan pada masa kejayaan Sultan Demaksekitar tahun 1512-1515 bahwa Tungkal merupakan suatu negeri yang berdiri sendiri,akan tetapi berada di bawah Kerajaan Malaka.“Tanah Tongkal berbatasan di satu sisi dengan Indragiri dan di sisi lainnya denganJambi. Negeri ini tidak mempunyai raja dan juga mandarin. Negeri ini menurut keMalaka sebagai pemberi upeti. Ini adalah negeri kecil. Negeri ini juga berbatasandengan Minangkabau. Ia mempunyai barang-barang dagangan seperti barang-barangdagangan Indragiri, tetapi banyaknya tidak demikian. Ia cukup mempunyai bahanbahanpangan untuk mereka sendiri dan untuk orang-orang lainnya. Di depanberhadapan dengan negeri ini ada pulau-pulau Calantiga.” 15Di bagian lain Tome Pires menyebutkan bahwa pada masa itu Malaka menjadi pusatperdagangan berbagai bangsa. Bangsa-bangsa yang berkumpul antara lain : Orang-orangMuslim dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Rang Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia, Turki,Turkoman, Armenia Kristen, Gujarat, Bengal, Ghaul, Dabhol, Goa, dari Kerajaan Dekan,Malabar, dan Keling, pedagang-pedagang dari Orissa, Ceylon, Arakan, Pegu, Siam, orangorangKedah, orang-orang Malayu, orang Pahang, Patani, Kamboja, Campa, Kocin, Cina,Dina, Lequeos, Brunei, Duceous, Tanjungpura, Laue, Banka, Lingga, Maluku, Banda, Bima,Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi, Tongkal, Indragiri, Kapatta,Menangkabau, Siak, Arcua (Arkat), Aru, Bata, negeri Tanjung, Pase, Pedir, Maladiva. 16Dari uraian-uraian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa Tungkal seperti yangdiungkapkan Tomi Pires sebagai negeri yang tidak mempunyai Raja, adalah benar adanya.Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis dalam Tambo Tungkal Ulu, seperti juga yang ditulisA Mukti Nasrudin dan Rajo Bujang dkk, bahwa pada masa itu di negeri Tungkal hanyaada seorang setingkat Wakil Pemerintah Johor yang mempunyai otonomi. Dikisahkan,atas sesuatu peristiwa yang membuat takjub Sultan yaitu kecerdasan Lamsasti anak yangditemukan Datuk Andiko dalam perahu, Sultan Johor menganugrahkan kepada DatukAndiko, penguasa Tungkal turunan Minangkabau untuk tidak lagi mengirimkan upetikepada Johor. 17 Dengan kata lain, sejak itu negeri Tungkal adalah negeri yang berdirisendiri sampai datangnya utusan Pemerintah Sultan Jambi yang dipimpin oleh anakketurunan Datuk Andiko dan keturunan Johor (Suku Biduando) yang bergelar OrangKayo. Negeri ini berada di bawah pengaruh Sultan Malaka, karena kemungkinan padawaktu itu, Johor sendiri sudah ditaklukkan oleh Malaka.Selanjutnya, seperti digambarkan di atas, Tungkal menjadi bagian dari wilayahKesultanan Jambi tergambar dalam seloko adat tentang batas-batas wilayah adat Jambiyaitu Dari Ujung Jabung sampai Durian Batakuk Rajo, Dan sialang belantak besi sampaiBukit Tambun Tulang. Ujung Jabung maksudnya tepian pantai Selat Berhala sekarang,Durian Takuk Rajo yaitu daerah Tanjung Samalidu, Sialang Belantak Besi yaitu daerahSitinjau Laut, dan Bukit Tambun Tulang yaitu Bukit Tiga Singkut.15Uka Tjandrasasmita, Op.Cit, hal. 326-327.Garis bawah oleh penulis.16Ibid17Lihat Rajo Bujang dkk, Op.Cit, hal. 31.
- Page 2 and 3: JURNALILMU HUKUMIJurnalILMUHUKUMJUR
- Page 4 and 5: JURNALILMU HUKUMIIIPENGANTAR REDAKS
- Page 6 and 7: JURNALILMU HUKUM1KEDUDUKAN IZIN LIN
- Page 8 and 9: JURNALILMU HUKUM3Berdasarkan hal di
- Page 10 and 11: JURNALILMU HUKUM5lingkungan diatur
- Page 12 and 13: JURNALILMU HUKUM7Pola perizinan di
- Page 14 and 15: JURNALILMU HUKUM9F. Daftar PustakaB
- Page 16 and 17: JURNALILMU HUKUM11dan pembangunan y
- Page 18 and 19: JURNALILMU HUKUM13disebut dengan Pe
- Page 20 and 21: JURNALILMU HUKUM15undang ini maka s
- Page 22 and 23: JURNALILMU HUKUM17Dalam Undang-Unda
- Page 24 and 25: JURNALILMU HUKUM19bertanggung jawab
- Page 26 and 27: JURNALILMU HUKUM21Handajaningrat, S
- Page 28 and 29: JURNALILMU HUKUM23menambah beban po
- Page 30 and 31: JURNALILMU HUKUM25yang sangat besar
- Page 32 and 33: JURNALILMU HUKUM27Terkait kebijakan
- Page 34 and 35: JURNALILMU HUKUM29MakalahAbdul Bari
- Page 36 and 37: JURNALILMU HUKUM31pemerintahan naga
- Page 38 and 39: JURNALILMU HUKUM33Tabel. 1Nagari da
- Page 40 and 41: JURNALILMU HUKUM354. Hilangnya jaba
- Page 42 and 43: JURNALILMU HUKUM37Kepala DesaKepala
- Page 44 and 45: JURNALILMU HUKUM39i. Tanah, hutan,
- Page 46 and 47: JURNALILMU HUKUM41PERKEMBANGAN KELE
- Page 48 and 49: JURNALILMU HUKUM43adanya, dapat dis
- Page 50 and 51: JURNALILMU HUKUM45Versi keempat, te
- Page 54 and 55: JURNALILMU HUKUM49Dalam buku Sejara
- Page 56 and 57: JURNALILMU HUKUM51Setelah ditetapka
- Page 58 and 59: JURNALILMU HUKUM53hubungan darat an
- Page 60 and 61: JURNALILMU HUKUM55Kewedanaan Muara
- Page 62 and 63: JURNALILMU HUKUM57menggunakan kapal
- Page 64 and 65: JURNALILMU HUKUM59ternyata Kabupate
- Page 66 and 67: JURNALILMU HUKUM61PERGESERAN PERAN
- Page 68 and 69: JURNALILMU HUKUM63sesuai dengan cit
- Page 71 and 72: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201166
- Page 73 and 74: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201168
- Page 75 and 76: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201170
- Page 77 and 78: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201172
- Page 79 and 80: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201174
- Page 81 and 82: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 83 and 84: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 85 and 86: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 87 and 88: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 89 and 90: VOLUME2 No. 1 Agustus 201184IMPLEME
- Page 91 and 92: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201186Sel
- Page 93 and 94: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201188ren
- Page 95 and 96: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201190Ist
- Page 97 and 98: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201192yan
- Page 99 and 100: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201194dal
- Page 101 and 102: VOLUME2 No. 1 Agustus 201196PERBAIK
- Page 103 and 104:
AZMI FENDRIVOLUME2 No. 1 Agustus 20
- Page 105 and 106:
AZMI FENDRIVOLUME 1002 No. 1 Agustu
- Page 107 and 108:
AZMI FENDRIVOLUME 1022 No. 1 Agustu
- Page 109 and 110:
AZMI FENDRIVOLUME 1042 No. 1 Agustu
- Page 111 and 112:
AZMI FENDRIVOLUME 1062 No. 1 Agustu
- Page 113 and 114:
VOLUME 1082 No. 1 Agustus 2011KONTR
- Page 115 and 116:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1102
- Page 117 and 118:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1122
- Page 119 and 120:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1142
- Page 121 and 122:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1162
- Page 123 and 124:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1182
- Page 125 and 126:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1202
- Page 127 and 128:
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1222
- Page 129 and 130:
VOLUME 1242 No. 1 Agustus 20115. Er
- Page 131:
VOLUME 1262 No. 1 Agustus 20116. Na