JURNALILMU HUKUM113Tanah dan Air Permukaan dipisahkan menjadi dua jenis pajak daerah yang berbeda,yakni Pajak Air Permukaan sebagai Pajak Daerah Provinsi dan Pajak Air Tanah sebagaiPajak Daerah Kabupaten/Kota.2) Pajak Hotel dan Restoran yang diatur dalam UU No. 18/1997, selanjutnya oleh UUNo. 34/2000 sebagaimana diganti oleh UU No. 38/2009 dipisahkan menjadi dua jenisPajak Daerah Kabupaten/Kota, yakni Pajak Hotel dan Pajak Restoran.3) Adanya penambahan jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota, yakni Pajak Parkirberdasarkan UU No. 34/2000, sedangkan berdasarkan UU No. 18/1997 jenis pajakdaerah tersebut tidak ada.4) Adanya penambahan jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota yang sebelumnyaberdasarkan UU No. 18/1997 sebagaimana telah diubah oleh UU No. 34/2000 tidakada. UU No. 28/2009 telah menetapkan tambahan jenis pajak daerah kabupaten/kota, yakni : (1) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (2) Pajak Sarang BurungWalet; (3) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; (4) Bea PerolehanHak atas Tanah dan Bangunan.5) Dinamika pengaturan kebijakan retribusi daerah diperlihatkan semula UU No. 18/1997 dan UU No. 34/2000 tidak mengatur rincian jenis retribusi daerah, selanjutnyadiatur dalam UU No. 28/2009, yakni ada 13 macam retribusi jasa umum, 11 macamretribusi jasa usaha dan 6 macam retribusi perizinan tertentu. Adapun rincian darimasing-masing jenis retribusi daerah yang dimaksud dalam UU No. 28/2009, sebagianbesar merupakan materi muatan yang telah diatur dalam PP No. 66/2001. Artinyaterjadi peningkatan derajat materi muatan kebijakan, semula ditetapkan riniciannyadalam PP, selanjutnya diatur ke dalam UU.Hakikat keberadaan berbagai perda tersebut di atas merupakan tindak lanjutpelaksanaan yuridis sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi. Oleh karenanya konsekuensi logis, tatkala peraturan perundang-undanganyang lebih rendah dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lebih tinggiatau materi muatannya melampaui yang didelegasikan kewenangan untuk mengatur, makaperaturan perundang-undangan dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri sebagai instansi yangbertanggungjawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Logika pemikiran yangdemikian di dasarkan pada asas lex superioriori derogat legi inferiori.Sehubungan dengan terjadinya dinamika peraturan kebijakan di bidang perpajakandaerah dan retribusi daerah, tentu diperlukan upaya yang serius bagi pemerintah daerahKabupaten/Kota untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam pajak daerahdan retribusi daerah sesuai dengan kategori jenisnya guna menghindari adanya tumpangtindih yang berakibat dapat dibatalkannya perda tentang pajak daerah dan retribusi daerah.Suatu kebijakan daerah tentang pajak daerah yang hendak dirumuskan ke dalamsuatu peraturan daerah tidak boleh berlaku surut. Selanjutnya sewaktu merumuskanmateri muatan suatu Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah, terutama kategori jenisPajak Daerah yang dapat dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, minimal harusmemuat tentang :a. nama, objek, dan Subjek Pajak;b. dasar pengenaan, tarif, dan cara penghitungan pajak;
FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1142 No. 1 Agustus 2011c. wilayah pemungutan;d. Masa Pajak;e. penetapan;f. tata cara pembayaran dan penagihan;g. kedaluwarsa;h. sanksi administratif;i. tanggal mulai berlakunya.Di samping materi muatan minimal yang harus dimuat dalam suatu Peraturan Daerahtentang Pajak Daerah sebagaimana dikemukakan di atas, dapat juga mengatur ketentuanlain sebagai materi muatan tambahan, yakni berkenaan:a. pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu ataspokok pajak dan/atau sanksinya;b. tata cara penghapusan piutang pajak yang kedaluwarsa;c. asas timbal balik, berupa pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajakkepada kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara asing sesuai dengan kelazimaninternasional.Di samping pajak daerah, pemerintah kabupaten/kota juga menetapkan retribusidaerah ke dalam peraturan daerah dengan ketentuan tidak dapat berlaku surut.Selanjutnya sewaktu merumuskan materi muatan suatu Peraturan Daerah tentangRetribusi Daerah, terutama kategori jenis Retribusi Daerah yang dapat dipungut olehPemerintah Kabupaten/Kota, minimal harus memuat tentang :a. nama, objek, dan Subjek Retribusi;b. golongan Retribusi;c. cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan;d. prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi;e. struktur dan besarnya tarif Retribusi;f. wilayah pemungutan;g. penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran;h. sanksi administratif;i. penagihan;j. penghapusan piutang Retribusi yang kedaluwarsa; dank. tanggal mulai berlakunya.Di samping materi muatan minimal yang harus dimuat dalam suatu Peraturan Daerahtentang Retribusi Daerah sebagaimana dikemukakan di atas, dapat juga mengaturketentuan lain sebagai materi muatan tambahan, yakni berkenaan:a. Masa Retribusi;b. pemberian keringanan, pengurangan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu ataspokok Retribusi dan/atau sanksinya; dan/atauc. tata cara penghapusan piutang Retribusi yang kedaluwarsa.Selanjutnya berkenaan dengan pengurangan dan keringanan serta pembebasanretribusi yang dapat dirumuskan ke dalam peraturan daerah tersebut, seyogiyanyamemperhatikan beberapa hal berikut:
- Page 2 and 3:
JURNALILMU HUKUMIJurnalILMUHUKUMJUR
- Page 4 and 5:
JURNALILMU HUKUMIIIPENGANTAR REDAKS
- Page 6 and 7:
JURNALILMU HUKUM1KEDUDUKAN IZIN LIN
- Page 8 and 9:
JURNALILMU HUKUM3Berdasarkan hal di
- Page 10 and 11:
JURNALILMU HUKUM5lingkungan diatur
- Page 12 and 13:
JURNALILMU HUKUM7Pola perizinan di
- Page 14 and 15:
JURNALILMU HUKUM9F. Daftar PustakaB
- Page 16 and 17:
JURNALILMU HUKUM11dan pembangunan y
- Page 18 and 19:
JURNALILMU HUKUM13disebut dengan Pe
- Page 20 and 21:
JURNALILMU HUKUM15undang ini maka s
- Page 22 and 23:
JURNALILMU HUKUM17Dalam Undang-Unda
- Page 24 and 25:
JURNALILMU HUKUM19bertanggung jawab
- Page 26 and 27:
JURNALILMU HUKUM21Handajaningrat, S
- Page 28 and 29:
JURNALILMU HUKUM23menambah beban po
- Page 30 and 31:
JURNALILMU HUKUM25yang sangat besar
- Page 32 and 33:
JURNALILMU HUKUM27Terkait kebijakan
- Page 34 and 35:
JURNALILMU HUKUM29MakalahAbdul Bari
- Page 36 and 37:
JURNALILMU HUKUM31pemerintahan naga
- Page 38 and 39:
JURNALILMU HUKUM33Tabel. 1Nagari da
- Page 40 and 41:
JURNALILMU HUKUM354. Hilangnya jaba
- Page 42 and 43:
JURNALILMU HUKUM37Kepala DesaKepala
- Page 44 and 45:
JURNALILMU HUKUM39i. Tanah, hutan,
- Page 46 and 47:
JURNALILMU HUKUM41PERKEMBANGAN KELE
- Page 48 and 49:
JURNALILMU HUKUM43adanya, dapat dis
- Page 50 and 51:
JURNALILMU HUKUM45Versi keempat, te
- Page 52 and 53:
JURNALILMU HUKUM47Kijang bertemu ki
- Page 54 and 55:
JURNALILMU HUKUM49Dalam buku Sejara
- Page 56 and 57:
JURNALILMU HUKUM51Setelah ditetapka
- Page 58 and 59:
JURNALILMU HUKUM53hubungan darat an
- Page 60 and 61:
JURNALILMU HUKUM55Kewedanaan Muara
- Page 62 and 63:
JURNALILMU HUKUM57menggunakan kapal
- Page 64 and 65:
JURNALILMU HUKUM59ternyata Kabupate
- Page 66 and 67:
JURNALILMU HUKUM61PERGESERAN PERAN
- Page 68 and 69: JURNALILMU HUKUM63sesuai dengan cit
- Page 71 and 72: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201166
- Page 73 and 74: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201168
- Page 75 and 76: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201170
- Page 77 and 78: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201172
- Page 79 and 80: JUNAIDIVOLUME2 No. 1 Agustus 201174
- Page 81 and 82: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 83 and 84: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 85 and 86: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 87 and 88: MEXSASAI INDRAVOLUME2 No. 1 Agustus
- Page 89 and 90: VOLUME2 No. 1 Agustus 201184IMPLEME
- Page 91 and 92: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201186Sel
- Page 93 and 94: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201188ren
- Page 95 and 96: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201190Ist
- Page 97 and 98: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201192yan
- Page 99 and 100: ROMIVOLUME2 No. 1 Agustus 201194dal
- Page 101 and 102: VOLUME2 No. 1 Agustus 201196PERBAIK
- Page 103 and 104: AZMI FENDRIVOLUME2 No. 1 Agustus 20
- Page 105 and 106: AZMI FENDRIVOLUME 1002 No. 1 Agustu
- Page 107 and 108: AZMI FENDRIVOLUME 1022 No. 1 Agustu
- Page 109 and 110: AZMI FENDRIVOLUME 1042 No. 1 Agustu
- Page 111 and 112: AZMI FENDRIVOLUME 1062 No. 1 Agustu
- Page 113 and 114: VOLUME 1082 No. 1 Agustus 2011KONTR
- Page 115 and 116: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1102
- Page 117: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1122
- Page 121 and 122: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1162
- Page 123 and 124: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1182
- Page 125 and 126: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1202
- Page 127 and 128: FRENADIN ADEGUSTARA, DKKVOLUME 1222
- Page 129 and 130: VOLUME 1242 No. 1 Agustus 20115. Er
- Page 131: VOLUME 1262 No. 1 Agustus 20116. Na