11.07.2015 Views

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

ilmu hukum - perpustakaan universitas riau

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

VOLUME2 No. 1 Agustus 201110BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAMTIGA PERIODE PEMERINTAHAN DI INDONESIAEMILDA FIRDAUSJalan Cemara Gading No. 23 Komplek Pemda PekanbaruAbstrakSecara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknyamasyarakat politik dan pemerintahandi Indonesia jauh sebelum negara bangsa initerbentuk. Struktur sosial sejenis desa, masyarakatadat dan lain sebagainya telah menjadi institusisosial yang mempunyai posisi yang sangat penting.Dalam rangka untuk mewujudkan otonomi dandemokrasi pada pemerintahan desa tersebut, makaperlu ada pengaturan yang jelas dan khusus terhadapkeberadaan BPD ini pada setiap kabupatendi Indonesia. Dalam tiga periode pemerintahan diIndonesia yaitu dari periode orde lama, periode ordebaru dan orde reformasi, telah mengakui adanyasistem pemerintahan desa dan badan legislatif desawalaupun memiliki perbedaan dalam wujud implementasinya.AbstractHistorically village represent will form of politicalsociety and the governance in Indonesia far beforethis nation and state is formed. Social structure of akind the village, socialize custom and others have cometo social institution having very important position.In order to to realize autonomy and democratize atthe village governance, hence need there is cleararrangement and this specially to existence BPD ineach regency in Indonesia. In three governance periodin Indonesia that is from Orde Lama period, period ofOrde Baru and Reform Order have acknowledgedlegislative body and village governance system ofvillage although own difference in the form of itimplemented.Kata kunci: Desa, BPD.A. PendahuluanParadigma pembangunan yang sentralistik dalam sejarahnya terbukti telah gagaldan perlu dikembangkan paradigma baru yaitu paradigma pembangunan yang melibatkanperan serta masyarakat secara luas melalui peningkatan civil society, sehingga tujuanpembangunan adalah dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dapattercapai. Pasca runtuhnya kekuasaan orde baru, Indonesia mengalami banyak perubahanperubahandalam sistem ketatanegaraannya, tak terkecuali reformasi di bidang sistempemerintahan daerah. Otonomi daerah telah memberikan ruang gerak yang luas bagimasyarakat untuk aktif dan turut serta dalam pembangunan.Sekarang ini telah terjadi perubahan paradigma dalam kehidupan politik danketatanegaraan di Indonesia yaitu dari sistem otoritarian kepada sistem demokratis, dandari sistem sentralistik kepada sistem otonom. Perubahan paradigma tersebut sudah tentuberdampak terhadap sistem <strong>hukum</strong> yang dianut selama ini yang menitikberatkan kepadaproduk-produk <strong>hukum</strong> yang lebih banyak berpihak kepada kepentingan penguasa daripadakepentingan rakyat, dan produk <strong>hukum</strong> yang lebih mengedepankan dominasikepentingan Pemerintah Pusat daripada kepentingan Pemerintah Daerah. 1Sebagai konsekuensi dari reformasi tersebut, pelaksanaan otonomi daerah dandesentralisasi adalah suatu program yang harus diwujudkan agar terciptanya demokrasi1Romli Atmasasmita, “Menata Kembali Masa Depan Pembangunan Hukum Nasional,” SeminarPembangunan Hukum Nasional VIII yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional,Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI, Denpasar, 14-18 Juli 2003, hlm. 1.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!