11.07.2015 Views

Pergolakan Pemikiran Islam - Democracy Project

Pergolakan Pemikiran Islam - Democracy Project

Pergolakan Pemikiran Islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

— <strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong> —Ulumul Qur’an itu. Tulisan itu bagus sekali: bagaimana anakmuda yang ingin mengembangkan sikap toleransi beragama,pluralisme dan lainya mendapat reaksi amat keras justru darirekan-rekan muslimnya sendiri. Ini, saya kira, didasarkan kepadareaksi-reaksi keras terhadap buku Wahib.Komentar Anda terhadap komentar-komentar ini bagaimana?Pertama, berfikir itu ‘kan sangat pribadi. Itu kan kebebasanorang. Kita tidak bisa memaksanya membatasi apa yang dipikirkan.Wahib sendiri mengadu kepada Tuhan, “Akal ini kandari Kamu. Boleh enggak aku menggunakan pemberian-Mu inisebebas-bebasnya?”Kedua, yang dipikirkan Wahib itu ‘kan juga dipikirkan banyakanak muda. Terutama mereka yang melihat ada kesenjanganantara <strong>Islam</strong> ideal dan realitasnya. Dan ini kan sudahlama terjadi. Apa sih yang benar-benar “dahsyat” dari Wahibdibandingkan dengan perdebatan teologi <strong>Islam</strong> dulu atau perdebatanal-Ghazali dan Ibn Rusyd? Intensitasnya kan sama.Jadi, bagi saya, ini wajar saja. Orang menolak atau menerima,saya kira, juga wajar saja. Nah, yang jadi persoalan adalahbagaimana kita menanggapi dan menyikapi pikiran seseorang.Di sini, kita kadang-kadang kurang bisa mengembangkan sikaptoleran: “Itu haknya untuk berpikiran, meski saya kurang atautidak setuju.”Orang misalnya menyatakan, pengetahuan agama Wahibkurang.400 <strong>Pergolakan</strong> <strong>Pemikiran</strong> <strong>Islam</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!