26.08.2016 Views

Daftar Isi

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

6.3 Korupsi di Papua<br />

Meskipun jumlah tersangka yang divonis bersalah dalam kasus korupsi meningkat,<br />

permasalahan korupsi masih belum terkendali. Korupsi telah merajalela di<br />

pemerintahan dan sistem hukum di Papua. Dana pembangunan dalam jumlah besar<br />

menguap begitu saja. Melawan korupsi melalui penyelidikan dan proses pengadilan<br />

memerlukan reformasi tata kelola hukum.<br />

Memberantas Korupsi di Papua<br />

Buku catatan di kantor sipir Lembaga Pemasyarakatan<br />

(LP) Abepura menunjukkan bahwa<br />

LP tersebut dihuni oleh 350 narapidana. 20<br />

di antaranya adalah terdakwa kasus korupsi,<br />

sedangkan 26 lainnya ditahan karena kasus<br />

korupsi. Secara total, 51 orang ditahan atas<br />

tuduhan kasus korupsi. Namun, jumlah tersebut<br />

lebih besar dibandingkan jumlah narapidana<br />

yang didakwa atas pengkhianatan yang<br />

berjumlah 14 orang.<br />

Jumlah narapidana yang ditahan karena kasus<br />

korupsi di LP tidak termasuk tersangka kasus<br />

korupsi, yang belum dinyatakan tidak bersalah<br />

oleh pengadilan dan masih bebas. Beberapa<br />

tersangka dibebaskan saat proses hukum mereka<br />

dihentikan pada tahap penyidikan. Beberapa<br />

tersangka telah divonis bersalah namun sedang<br />

dalam proses pengajuan banding. Jumlah<br />

tersangka dan narapidana kasus korupsi lebih<br />

tinggi jika dibandingkan dengan jumlah<br />

narapidana kasus korupsi dari lembaga<br />

Pemasyarakatan lain di Provinsi Papua dan Papua<br />

Barat, serta tersangka kasus korupsi yang sedang<br />

menjalani proses penyidikan.<br />

Seorang staf Kantor Wilayah Kementerian<br />

Hukum dan Hak Asasi Manusia Papua bercanda<br />

dengan mengatakan bahwa narapidana kasus<br />

korupsi di semua LP Provinsi Papua dan Papua<br />

Barat dapat membentuk pemerintahan sendiri,<br />

saking banyaknya jumlah pejabat pemerintah<br />

dan mitra swasta mereka yang ditahan.<br />

Nikolaus Kondomo, pejabat Kejaksaan Tinggi<br />

Papua dan asisten jaksa tindak pidana khusus,<br />

menyatakan bahwa penanganan kasus korupsi<br />

di Papua dan Papua Barat telah meningkat sejak<br />

2012 hingga 2014. 1 Pada tahun 2012, jumlah<br />

kasus korupsi adalah sekitar 14 kasus. Jumlah<br />

tersebut meningkat pada tahun 2013 menjadi<br />

59 kasus dan terus bertambah pada tahun 2014.<br />

Selain itu, Nikolaus mengatakan wajar apabila<br />

Papua dan Papua Barat disebut sebagai surga<br />

bagi para koruptor.<br />

Jumlah pejabat yang terlibat dalam kasus<br />

korupsi kemungkinan akan bertambah. Ada<br />

banyak kasus yang saat ini sedang diselidiki oleh<br />

Kejaksaan Tinggi Papua, termasuk kasus lama<br />

yang telah ditutup karena alasan politik, dan<br />

kasus baru yang melibatkan beberapa pejabat<br />

tinggi pemerintahan setempat dan kroninya.<br />

Karakter Korupsi di Papua<br />

Kesempatan untuk korupsi juga berkaitan<br />

dengan tradisi setempat. Papua memiliki tradisi<br />

memberikan hadiah dan bantuan satu sama lain<br />

sebagai cara untuk mempertahankan hubungan<br />

baik. Sikap ini diharapkan terutama dari para<br />

tokoh masyarakat oleh bawahan mereka. Namun,<br />

praktik tersebut tidak sejalan dengan sistem<br />

pemerintahan modern. Sistem kekeluargaan<br />

tidak dapat diterima dalam sistem birokrasi<br />

modern. Tradisi tersebut telah membuka peluang<br />

penyalahgunaan wewenang oleh pemimpin<br />

politik dan birokrasi di wilayah tersebut. Selain<br />

itu, beberapa pihak memanfaatkan tradisi<br />

tersebut untuk memperkaya diri.<br />

125<br />

1 Papua Pos, 13 Feb, 2014<br />

Institusi, Sistem Hukum, dan Hak Transformasi Sektor Sipil dan Keamanan Konflik Politik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!