Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
44<br />
Gambar 2.5-3: Wajah dan punggung Nahor Yalak mengalami memar,<br />
luka, dan bengkak setelah penyiksaan.<br />
Waena. Dua oknum polisi dan dua oknum tentara<br />
kemudian memukul dan menendang Nahor<br />
berkali-kali di bagian punggung, kepala, muka,<br />
paha, dan lutut. Nahor diikat, tangannya diinjak,<br />
dan punggungnya dicambuk dengan kabel<br />
listrik. Nahor dilepaskan keesokan harinya dan<br />
dilarikan ke Rumah Sakit Katolik Dian Harapan, di<br />
mana dia mendapat surat keterangan atas cedera<br />
yang didapatnya. Pengacaranya, Olga Hamadi,<br />
mengajukan protes ke pihak berwenang, tetapi<br />
tidak mendapatkan tanggapan mengenai hasil<br />
investigasi atau keterangan sanksi yang dijatuhkan<br />
kepada pelaku. 9<br />
Polisi memukuli siswa, terekam di<br />
kamera<br />
Pada tanggal 15 November 2013, seorang<br />
wartawan di Wamena merekam aksi kekerasan<br />
di mana empat orang polisi memukuli seorang<br />
pelajar dengan popor senapan. Pelajar tersebut<br />
juga ditodong dengan senapan. Video tersebut<br />
kemudian diungguh di media sosial. Kejadian<br />
tersebut diduga terjadi setelah tawuran antara<br />
SMA PGRI, SMA Santo Thomas, dan SMAN 1<br />
Wamena. Video tersebut dapat dilihat di https://<br />
goo.gl/BVCbvW.<br />
Polisi menyiksa tiga laki-laki Papua<br />
dalam sebuah operasi penyisiran<br />
Pada tanggal 26 Januari, aparat gabungan<br />
melakukan operasi penyisiran di Desa Dondo-<br />
Gambar 2.5-4: Cuplikan dari penganiayaan yang terekam video di<br />
Wamena pada November 2013<br />
waga, Kulirik, Dolugowa, Yambidugun, Kalome,<br />
Yalinggua, dan Talilome di Kabupaten Puncak<br />
Jaya. Operasi tersebut merupakan tindak lanjut<br />
dari pencurian delapan senjata api di Pos Polisi<br />
Kulirik oleh pasukan OPM. Ribuan masyarakat<br />
adat melarikan diri ke Mulia, Wamena, Nabire,<br />
dan Jayapura. Sebuah Gereja GIDI dibakar habis.<br />
Polisi menembak mati Yukiler Enumbi saat<br />
mencoba melarikan diri. Pdt. Pamit Wonda dan<br />
Les Murib ditusuk dengan bayonet, sedangkan<br />
Yulina Wonda dipukuli oleh aparat. Semua korban<br />
dilarikan ke Rumah Sakit Umum di Mulia. Polisi<br />
menangkap dan menyiksa tiga orang, Oktavianus<br />
Tabuni (15 tahun), Tigabur Tabuni, dan Caban<br />
Tabuni (29 tahun). Ketiganya dibawa ke Kapolsek<br />
Puncak Jaya, yang kemudian menetapkan<br />
ketiganya sebagai tersangka tanpa adanya proses<br />
investigasi. Polisi lalu membawa ketiganya ke<br />
sebuah lokasi, di mana polisi menembak Tigabur<br />
hingga tewas. Oktavianus ditembak di lutut kiri<br />
dan perut bagian bawah, untuk memaksanya<br />
mengakui kejahatan tersebut. Caban ditembak<br />
di kedua lutut dan dada. Keduanya dilarikan ke<br />
Rumah Sakit Polisi Bhayangkara, Jayapura. Caban<br />
tewas pada tanggal 29 Juli 2014 karena cedera<br />
yang dideritanya. Oktavianus diselamatkan oleh<br />
pembela HAM dan dilarikan ke Papua Nugini,<br />
di mana dia menjalani operasi di rumah sakit.<br />
Di perutnya ditemukan gunting operasi yang<br />
ditinggalkan oleh dokter di Rumah Sakit Polisi<br />
Bhayangkara. 10<br />
9 JPIC GKI (05.11.2013): Torture of Nahor Stefanus Yalak at Permunas III<br />
Police Post in Waena<br />
10 Independent Human Rights Defenders (18.11.2014): Kronologis<br />
penangkapan, penembakan, operasi hingga penemuan gunting<br />
beracun dalam tubuh Oktavianus Tabuni.<br />
Hak Asasi Manusia di Papua 2015