Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
48<br />
Tentara menusuk dua laki-laki di<br />
Jayapura<br />
Pada tanggal 2 September 2014, pukul 16:00<br />
WITA, di Perumnas III, Waena, tiga orang anggota<br />
TNI dari Koramil Abe 1701/JYP, menyerang<br />
Rigo dan Digi Wenda. Keduanya dipukuli dan<br />
ditusuk dengan bayonet saat hendak membela<br />
diri. Rigo Wenda ditusuk di bagian paha, lutut,<br />
dada, dan perut. Digi Wenda ditusuk di kaki kiri.<br />
Rigo kemudian dilarikan ke RS Dian Harapan.<br />
Rigo diduga adalah anggota Komite Nasional<br />
Papua Barat (KNPB), gerakan yang mendukung<br />
kemerdekaan di Papua.<br />
Aparat keamanan menyiksa seorang<br />
laki-laki di Berap<br />
Pada tanggal 31 Juli 2014, aparat gabungan<br />
melakukan operasi penyisiran di Desa Berap.<br />
Sekitar 30 orang laki-laki mengenakan pakaian<br />
ikat kepala merah dan lambang burung hantu<br />
di dada, masuk ke dalam desa. Seragam ini biasa<br />
dikenakan oleh Detasemen Khusus Anti-Teror<br />
(Densus 88). Mereka menodong seorang warga<br />
desa, Yulius Tarkuo, sembari menanyakan lokasi<br />
basecamp OPM. Ketika Yulius mengaku bahwa<br />
dia tidak mengetahui lokasi persembunyian<br />
OPM, dia diseret ke dalam hutan dan dipukuli<br />
dengan senapan mesin. Aparat mengatakan<br />
bahwa mereka akan mengeksekusi Yulius. Yulius<br />
berhasil lolos dengan melompat ke dalam ceruk<br />
dan bersembunyi di balik pepohonan. Operasi<br />
penyisiran dilakukan lagi pada tanggal 8 dan 9<br />
Agustus 2014. Polisi merusak beberapa rumah<br />
dan menyita beberapa barang. Pada tanggal<br />
10 Agustus 2014, 21 penduduk desa ditangkap<br />
di simpang Worambain dan Berap. Termasuk<br />
di antara yang ditangkap adalah kaum lansia,<br />
perempuan dan anak-anak. Setelah melalui<br />
proses interogasi, sembilan orang dibebaskan,<br />
dan 12 sisanya ditahan. Enam dari 12 orang<br />
yang ditahan tidak bisa berbahasa Indonesia.<br />
Keduabelas orang tersebut disiksa selama dalam<br />
proses interogasi. Mereka dipaksa mengenakan<br />
pakaian kamuflase sebagai bukti keterlibatan<br />
mereka dalam aksi separatis, yang kemudian<br />
dikirimkan ke media setempat. Para tahanan<br />
juga tidak diberikan akses terhadap pengacara. 12<br />
Polisi menembak remaja 18 tahun<br />
Pada tanggal 18 September 2014, polisi turut<br />
campur dalam konflik internal adat terkait<br />
kasus pencurian sepeda motor di Jayawijaya.<br />
Police melepaskan tembakan, yang kemudian<br />
mengenai lengan kiri Kukes Wandikbo (18 tahun).<br />
Dokter di rumah sakit mengatakan bahwa luka<br />
itu disebabkan oleh anak panah dari senjata<br />
tradisional yang digunakan suku setempat.<br />
Pembela HAM yang mengunjungi Wandikbo<br />
mengatakan bahwa luka tersebut disebabkan<br />
oleh peluru. Wandikbo sendiri menyatakan<br />
bahwa dia ditembak oleh polisi dari jarak 20<br />
meter. Dia juga mampu mengidentifikasi pelaku.<br />
Meskipun informasi ini kemudian dilaporkan<br />
ke kepolisian, tidak ada jawaban dari pihak<br />
berwenang.<br />
Gambar 2.5-10: Luka di bahu kiri Kukes Wandikbo yang disebabkan<br />
oleh peluru yang menembus bahu/lehernya.<br />
12 JPIC GKI (12.09.2014): Sweeping operations in Berap<br />
village.<br />
Hak Asasi Manusia di Papua 2015