Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
• Kecenderungan historis angka pertumbuhan<br />
penduduk Papua dari 2,31%<br />
pada tahun 1970-an, menjadi 3,46%<br />
pada tahun 1980-an; sedikit turun<br />
menjadi 3,22% pada tahun 1990-an<br />
(kemungkinan berkaitan dengan krisis<br />
ekonomi Asia) lalu ke 5,39% pada tahun<br />
2000-an.<br />
Ada juga kemungkinan bahwa angka pertumbuhan<br />
penduduk asli Papua menurun ke<br />
bawah angka rata-rata jangka panjang karena<br />
tantangan masalah kesehatan yang serius yang<br />
dihadapi oleh penduduk asli Papua termasuk<br />
epidemik HIV/AIDS, malnutrisi dan angka<br />
kematian ibu dan bayi.<br />
Perbandingan dengan angka pertumbuhan<br />
penduduk di Papua Nugini (PNG)<br />
Kadang perbandingan demografis dibuat antara<br />
Papua dengan Papua Nugini– negara Melanesia<br />
yang menempati setengah bagian timur pulau<br />
Nugini. Penduduk Melanesia secara historis telah<br />
menghuni pulau yang sama sejak beberapa ribu<br />
tahun. Angka pertumbuhan penduduk ratarata<br />
untuk PNG sejak kemerdekaan pada tahun<br />
1975 adalah sebesar 2,6% per tahun. Apabila<br />
masyarakat Melanesia di Papua mempunyai<br />
angka pertumbuhan yang sama sejak sensus<br />
1971, di mana pada saat itu jumlah penduduk asli<br />
Papua adalah 887.000, maka saat ini seharusnya<br />
terdapat 2.744.000 penduduk asli Papua atau<br />
783.000 di atas perkiraan jumlah penduduk saat<br />
ini yang sebesar 1.961.000.<br />
Ada banyak faktor yang mungkin menjelaskan<br />
kesenjangan ini, misalnya pengaruh atas keberhasilan<br />
program keluarga berencana Indonesia<br />
di Papua. Hal ini mungkin juga mengindikasikan<br />
rendahnya angka pertumbuhan penduduk<br />
yang disebabkan oleh rendahnya tingat kesehatan<br />
secara umum; korban meninggal dan<br />
pengungsian yang disebabkan oleh dari konflik<br />
bersenjata, serta kondisi kehidupan yang buruk.<br />
Angka pertumbuhan penduduk Indonesia<br />
secara umum di seluruh wilayah adalah sebesar<br />
2,31% pada tahun 1970-an; 1,98% pada tahun<br />
1980-an; dan 1,49% pada tahun 1990 hingga<br />
2010.<br />
Maksud yang bisa diartikan dari angka-angka<br />
di atas adalah bahwa penduduk Melanesia di<br />
Papua yang berada di bawah kontrol Indonesia<br />
tidak akan serendah bila seandainya Papua<br />
adalah sebuah negara merdeka seperti PNG.<br />
Konsekuensi dari transisi demografis dan<br />
minorisasi Papua<br />
Meskipun sulit untuk mendapatkan statistik<br />
demografis yang akurat, ada kemungkinan,<br />
seperti telah dibuktikan oleh tulisan ini,<br />
untuk secara jelas menyusun kecenderungan<br />
demografis yang sekarang sedang terjadi di<br />
Papua: jumlah penduduk asli Papua menurun<br />
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk<br />
non-Papua; secara umum mereka sekarang<br />
menjadi minoritas, dan mereka akan menjadi<br />
minoritas yang lebih kecil lagi bila kebijakan<br />
Indonesia saat ini tidak diubah.<br />
Transformasi demografis ini tidaklah seragam<br />
di seluruh Papua. Sebagian besar penduduk<br />
non-Papua berada di kawasan perkotaan;<br />
mereka nampak jelas sebagai mayoritas daerah<br />
perkotaan seperti di Jayapura, Merauke, dan<br />
Sorong. Sebaliknya di pedesaan, khususnya<br />
di daerah pegunungan tengah, penduduk<br />
asli Papua masih menjadi mayoritasnya.<br />
Ketidakseimbangan ini menciptakan konflik,<br />
terutama dengan adanya operasi militer<br />
melawan kelompok ‘separatis’. Penduduk non-<br />
Papua juga mendominasi aktivitas ekonomi dan<br />
pekerjaan di sektor formal, yang menyebabkan<br />
ketegangan lebih lanjut dan diskriminasi<br />
terhadap penduduk asli Papua. Tudingan<br />
mengenai genosida kerap terdengar dan hal ini<br />
perlu diperhatikan serius dan pantas dilakukan<br />
79<br />
Hak Masyarakat Adat