26.08.2016 Views

Daftar Isi

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

84<br />

Apakah penentuan nasib sendiri?<br />

Teori penentuan nasib sendiri (Self-determination theory - SDT) adalah teori makro yang membahas<br />

tentang motivasi dan kepribadian, terkait tendensi perkembangan seseorang dan kekebutuhan<br />

psikologisnya. Teori ini mempelajari motivasi di balik pilihan seseorang tanpa adanya pengaruh<br />

eksternal dan intervensi. SDT berpusat pada tingkatan di mana perilaku seseorang itu berasal dari<br />

motivasi dan keinginan sendiri.<br />

Berdasarkan teori ini, hak menentukan nasib diri sendiri, sebagaimana tertulis dalam pasal 3 Deklarasi<br />

PBB tentang Hak Masyarakat Adat, adalah hak untuk dengan bebas menentukan status politik dan<br />

dengan bebas mengejar pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya.<br />

Penentuan nasib sendiri dibagi dalam dua komponen: eksternal dan internal. Penentuan nasib sendiri<br />

secara eksternal adalah hak resmi untuk memisahkan diri. [Hak] memisahkan diri didefinisikan sebagai<br />

‘…pembentukan negara baru atas teritori yang sebelumnya adalah bagian dari, atau merupakan<br />

wilayah jajahan dari, sebuah negara’. Penentuan nasib sendiri secara internal terkait dengan<br />

perlindungan berbagai hak asasi manusia dan budaya, seperti perlindungan bahasa dan agama<br />

kelompok etnis tertentu, sebagaimana juga otonomi. Menurut pendapat beberapa orang, demokrasi<br />

termasuk di dalam penentuan nasib sendiri secara internal.<br />

Di Papua, arti penentuan nasib sendiri dan bagaimana mengejawantahkannya sering tidak dimengerti.<br />

Karena itulah, konflik sering terjadi. Bagi kebanyakan warga Papua, penentuan nasib sendiri secara<br />

intrinsik –terikat dalam konsep pemahaman referendum untuk menentukan kemerdekaan. Di lain<br />

pihak, beberapa politikus dan aparat pemerintah mendefinisikan penentuan nasib sendiri sebagai<br />

otonomi. Organisasi sipil lainnya seperti gereja, LSM, dan aparat keamanan belum memiliki opini yang<br />

jelas negenai definisi dari penentuan nasib sendiri.<br />

Hak Asasi Manusia di Papua 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!