Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
79<br />
88<br />
Image Gambar 4.3-1: Sorong Perkebunan logging kelapa for kelapa sawit sawit. Sorong.<br />
Case c.1) Kooptasi Study 4: Pemimpin Iwaka, Mimika:<br />
Dominicus Mengingat budaya Mitoro, di the Papua deputy mengenal leader konsep of the<br />
Kamoro kepala suku, Indigenous perusahaan People’s mungkin Association menawarkan (LMA),<br />
testified uang kompensasi about how kepada an oil kepala palm suku company, dalam<br />
PT konteks Pusaka kerjasama Agro Lestari, dengan had pemimpin approached tradisional, his<br />
community: daripada harus ‘The menunggu company only seluruh had to warga trick<br />
the berkumpul tribal chiefs dan memutuskan.<br />
to get the land. The tribal chiefs<br />
handed over their land without the agreement of<br />
the Studi wider Kasus community 4: Iwaka, which Mimika: holds the land rights,<br />
for<br />
Dominicus<br />
which they<br />
Mitoro,<br />
received<br />
wakil<br />
a<br />
ketua<br />
low compensation,<br />
Lembaga Masyarakat<br />
Adat<br />
far<br />
below what<br />
(LMA)<br />
the land<br />
Kamoro,<br />
is worth.’<br />
bersaksi 8<br />
tentang bagaimana<br />
perusahaan kelapa sawit, PT Pusaka Agro<br />
c.2) Lestari, Fomenting melakukan intercommunity pendekatan ke conflict masyarakat<br />
The di lingkungannya: compensation ‘Perusahaan money companies hanya perlu offer,<br />
although menipu para small kepala compared suku untuk to the mendapatkan<br />
worth of a<br />
forest, tanah tersebut. still represents Para kepala a significant suku menyerahkan lump sum<br />
for tanah a community. tersebut tanpa This sudden meminta influx persetujuan of money<br />
masyarakat yang memegang hak atas tanah itu.<br />
Mereka akhirnya memperoleh kompensasi yang<br />
8<br />
kecil,<br />
Profil<br />
sangat<br />
Kasus – Presented<br />
kecil<br />
at<br />
dibandingkan<br />
„Temu Rakyat Korban Investasi<br />
dengan<br />
Kehutanan<br />
nilai<br />
tanah dan Perkebunan yang sesungguhnya’ Besar“ 4th-7th November 7 2014, Kasus Kelapa Sawit<br />
di Mimika. Original quote “Perusahaan hanya memperdayai para<br />
Kepala Suku untuk mendapatkan tanah. Kepala Suku menyerahkan<br />
tanah tanpa persetujuan masyarakat pemilik tanah dan diberikan<br />
kompensasi yang tidak sebanding dan murah.”. More information:<br />
http://www.papuatime.com/2014/11/masyarakat-dan-lsm-tuntutpemerintah.html<br />
Profil Kasus – Ditampilkan di “Temu Rakyat Korban Investasi<br />
7<br />
Kehutanan dan Perkebunan Besar“ 4-7 November 2014, Kasus<br />
Kelapa Sawit di Mimika. Original quote “Perusahaan hanya<br />
memperdayai para Kepala Suku untuk mendapatkan tanah. Kepala<br />
Suku menyerahkan tanah tanpa persetujuan masyarakat pemilik<br />
tanah dan diberikan kompensasi yang tidak sebanding dan murah.”.<br />
often c.2) Memicu leads to konflik a split in antar the community masyarakat structure,<br />
with one part supporting the company’s plans<br />
Uang kompensasi yang ditawarkan perusahaan,<br />
and another wanting to protect the community<br />
meskipun sangat kecil bila dibandingkan dengan<br />
forest and lifestyle. The resulting community<br />
nilai hutan, masih dalam jumlah yang cukup<br />
breakdown is often mentioned by Papuans<br />
besar bagi masyarakat. Prospek uang yang cukup<br />
when they describe the problems associated<br />
besar ini seringkali menimbulkan perpecahan di<br />
with plantations. Similar disputes can also arise<br />
dalam masyarakat, di satu pihak mendukung<br />
where two villages or clans claim ownership of<br />
rencana perusahaan dan di pihak lain ingin<br />
the same land. An unscrupulous company can<br />
mempertahankan hutan adat dan penghidupan<br />
exploit these conflicts and disunity to force<br />
mereka. Akibatnya, warga masyarakat Papua<br />
its way in. Another method companies use<br />
sering terlibat dalam konfik horizontal ketika<br />
is to bring some chosen villagers away from<br />
dihadapkan dengan permasalahan seperti ini.<br />
the village to negotiate and come back with a<br />
Bentrokan juga dapat terjadi ketika ada dua<br />
contract. In the case of PT Usaha Nabati Terpadu<br />
desa atau klan yang mengklaim memiliki satu<br />
(a subsidiary of the Menara Group), the people<br />
tanah yang diincar perusahaan. Perusahaan<br />
of Meto village, Boven Digoel Regency, didn´t<br />
dapat mengekploitasi konflik dan perpecahan<br />
even know if the contract and money was for<br />
tersebut untuk bisa masuk ke dalam masyarakat.<br />
compensation, or merely a sign of goodwill. 9<br />
Metode lain yang dipakai adalah dengan<br />
membawa beberapa orang dari desa tersebut<br />
9 untuk Informasi bernegosiasi. Aktivitas Investasi PT. Mereka Usaha Nabati kembali Terpadu (Menara dengan<br />
Group) di Kampung Meto dan Ujungkia, SKP KAME, June 2014.<br />
Informasi lebih lanjut: http://www.papuatime.com/2014/11/<br />
masyarakat-dan-lsm-tuntutpemerintah.html<br />
Indigenous Peoples Rights<br />
Hak Asasi Manusia di Papua 2015