Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ersama dengan Republik Afrika Tengah,<br />
Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Rusia,<br />
dan Sudan Selatan, menghadapi “tiga ancaman<br />
yaitu beban penyakit HIV yang tinggi, cakupan<br />
perawatan yang rendah, dan tidak adanya<br />
penurunan dalam jumlah infeksi HIV”. Jumlah<br />
kematian karena AIDS di Indonesia meningkat<br />
427 persen selama kurun waktu 2005 -2013, di<br />
mana UNAIDS juga mencatat bahwa hanya 8<br />
persen ODHA di Indonesia yang memiliki akses<br />
ke terapi ARV. 2<br />
Di Papua, terutama di daerah dataran tinggi,<br />
epidemi ini sudah menjadi hal yang umum<br />
(>5% prevalensi infeksi terhadap orang dewasa)<br />
di kalangan penduduk asli. Satu-satunya survei<br />
umum prevalensi HIV dilakukan pada tahun<br />
2006, dengan temukan angka prevalensi<br />
sebesar 2,4% di Tanah Papua. Sampai sekarang<br />
belum ada angka prevalensi resmi yang baru.<br />
Pada bulan Oktober 2014, tercatat ada sekitar<br />
26,235 kasus HIV/AIDS di Papua. Di Papua, ratarata<br />
prevalensi AIDS mencapai 359,43 pasien<br />
per 100.000 populasi, angka ini 15 kali lebih<br />
besar dibandingkan dengan rata-rata nasional. 3<br />
Pada tahun 2008 Kementerian Kesehatan<br />
mencanangkan program ‘Selamatkan Papua’,<br />
di mana tim-tim kesehatan dibentuk di tingkat<br />
distrik untuk melaksanakan Voluntary Counseling<br />
and Testing (VCT) di daerah-daerah terpencil.<br />
Jika seseorang teridentifikasi mengidap virus HIV,<br />
mereka kemudian diberikan rujukan ke rumah<br />
sakit untuk kemudian mendapatkan perawatan<br />
ARV. Program ini berjalan hingga tahun 2010,<br />
dan hasilnya pun tidak jelas. Pemerintah<br />
memutuskan untuk tidak melanjutkan dan tidak<br />
ada evaluasi program ini.<br />
Strategi nasional dan rencana aksi penanggulangan<br />
HIV/AIDS tahun 2010-2014 menyatakan<br />
bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat<br />
merupakan daerah prioritas untuk pen ce -<br />
gah an. “Strategi yang dilaksanakan gagal<br />
memperhitungkan realitas budaya, pembangunan,<br />
dan sosio-ekonomi di Papua, terutama<br />
di daerah dataran tinggi”. 4 Di Tanah Papua,<br />
penularan HIV sebagian besar terjadi melalui<br />
hubungan seks heteroseksual. Masyarakat<br />
asli Papua cenderung lebih mudah tertular<br />
HIV positif daripada warga non-Papua. Data<br />
resmi dari Kabupaten Mimika menunjukkan<br />
bahwa 78 persen infeksi yang terjadi di tahun<br />
2012 menimpa penduduk asli Papua, dan<br />
98,7 persennya terjadi melalui hubungan seks.<br />
Epidemi HIV di Papua ada “sesuai dengan garis<br />
batas sektor sosial, ekonomi, dan politik yang<br />
memisahkan masyarakat, serta menempatkan<br />
segmen populasi yang paling rawan ke dalam<br />
resiko”.<br />
Meskipun jumlah pasti dari prevalensi tidak<br />
diketahui, jumlah pasien yang datang untuk<br />
mendapatkan VCT dan perawatan ke klinik di<br />
daerah perkotaan meningkat pesat. Contohnya,<br />
pada tanggal 31 Desember 2011, Komisi<br />
Penyakit AIDS (KPA) melaporkan ada sekitar<br />
1351 ODHA di daerah Jayawijaya. Pada tanggal<br />
1 Juli 2014, jumlah tersebut telah meningkat<br />
menjadi 5,000 kasus. 5 Hampir semua penderita<br />
adalah penduduk asli Papua yang berasal dari<br />
daerah dataran tinggi, sebagian besar adalah<br />
penduduk dewasa. Mereka datang dari daerah<br />
pegunungan seperti Yahukimo, Tolikara, Puncak<br />
Jaya, dan Lani Jaya.<br />
Meskipun ARV diberikan secara gratis, obat<br />
tambahan (yang seringkali tersedia melalui<br />
apotek swasta), perawatan, dan makanan tidak<br />
diberikan secara gratis. Masyarakat asli Papua<br />
kurang percaya kepada tenaga kesehatan pendatang<br />
di rumah-rumah sakit. Mereka lebih<br />
memilih perawatan yang disediakan oleh<br />
organisasi gereja. Secara keseluruhan, keter sediaan<br />
ARV masih terbatas. (Untuk data tambahan,<br />
silakan lihat laporan Hak Asasi Manusia di Papua<br />
tahun 2013) Program Pencegahan Penularan<br />
59<br />
2 UNAIDS. Gap report 2014. July 2014. Tersedia di: http://www.unaids.<br />
org/sites/default/files/en/media/unaids/contentassets/documents/<br />
unaidspublication/2014/UNAIDS_Gap_report_en.pdf<br />
3 Laporan Situasi perkembang HIV/AIDS di Indonesia. Tahun 2014.<br />
Triwulan 3. Tersedia di http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf<br />
4 Carole Reckinger and Antoine Lemaire. Faultlines and fractures.<br />
Inside Indonesia 118 Oct.-Dec. 2014 http://www.insideindonesia.<br />
org/faultlines-and-fractures<br />
5 Data KPA Papua per tanggal 31 Desember 2014, tidak<br />
dipublikasikan<br />
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya