26.08.2016 Views

Daftar Isi

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

melakukan langkah-langkah untuk menghukum<br />

pelakunya yang bukan orang asli Papua. Hal<br />

ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan<br />

masyarakat Papua terhadap polisi sebagai<br />

institusi pemerintahan dan aparat penegak<br />

hukum.<br />

Kasus-kasus di 2014<br />

Polsek Muara Tami gagal melindungi<br />

sekolah dan klinik saat terjadi konflik<br />

antar suku<br />

Pada tanggal 29 April 2014, pukul 8:00 WIT,<br />

Kepala Suku di Desa Skow Mabo, Yans Malo,<br />

dan mantan Kepala Desa Skow Mabo, Teofilus<br />

Kemo, memanggil Kepala Desa Skow Sae, Eduar<br />

Mutang. Keduanya mengancam akan menutup<br />

akses jalan ke SMP, SMA, SMK, dan klinik yang<br />

terletak di Desa Skow Sae. Kepala Desa Skow<br />

Sae kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek<br />

Muara Tami, meminta polisi untuk menjaga<br />

sekolah dan klinik. Polisi tidak mengambil<br />

langkah apapun untuk mengamankan area<br />

tersebut. Pada pukul 7:00 WIT tanggal 30 April<br />

2014, sekelompok penduduk desa Skow Mabo,<br />

dipimpin oleh kepala suku dan mantan kepala<br />

desa Skow Mabo mengejar siswa-siswa dari<br />

Desa Skow Sae yang berangkat ke sekolah,<br />

dengan pentungan dan tombak. Setelah<br />

kejadian tersebut, 150 warga Desa Skow Sae,<br />

Gambar 2.6-1: Puing rumah Yakob Malo setelah bentrok antar suku<br />

Skow Sae dan Skow Mabo<br />

bersenjatakan rantai, pentungan kayu, golok,<br />

dan tombak, menyerang kelompok Skow Mabo.<br />

Perseteruan itu mengakibatkan beberapa orang<br />

terluka, dan sebuah rumah milik warga Skow<br />

Mabo, Yakob Malo, terbakar. 1<br />

Polisi gagal melindungi kaum Kristiani<br />

saat terjadi bentorkan agama di Sorong<br />

Pada tanggal 21 April 2014 pukul 13:00 WIT,<br />

sekelompok warga Muslim membawa pentungan<br />

kayu, golok, dan ketapel tradisional berkumpul<br />

di depan Gereja GKI Syalom di Kledemak II,<br />

Sorong. Sebelumnya, di pagi hari, seorang<br />

Ustadz bernama Soleh Jauhari dipukuli oleh<br />

dua orang Papua yang mabuk. Masa kemudian<br />

mulai mencabut salib di depan gereja, dan mulai<br />

melempar batu dan melepaskan anak panah ke<br />

arah Jemaat Kristen yang berdiri di depan gereja<br />

untuk melindungi gereja. Kerusuhan pun terjadi,<br />

yang mengakibatkan beberapa orang terluka<br />

dan satu rumah terbakar. Meskipun beberapa<br />

polisi dan Kapolsek Sorong nampak berjaga di<br />

lokasi, mereka tidak melindungi Jemaat Kristen<br />

dan tidak mencegah masa yang menyerang<br />

gereja. Dua oknum polisi malah terlihat turut<br />

melempar batu ke arah Jemaat Kristen yang<br />

berjaga di depan gereja. Salah seorang saksi<br />

mata mengatakan bahwa keduanya juga turut<br />

mencabut salib di depan gereja. Bentrokan<br />

berhenti ketika TNI dan Brimob membubarkan<br />

masa pada pukul 16:00. Di saat yang bersamaan,<br />

beberapa kejadian serupa juga menimpa tempat<br />

lain di Sorong. Yeremias Homer dipukuli dan<br />

diserang dengan benda tajam saat mengendarai<br />

sepeda motornya. Dia dihentikan oleh masa di<br />

Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Hotel<br />

Citra. Masa kemudian menyeretnya dari motor<br />

dan mulai memukuli korban dengan pentungan<br />

dan benda tajam sampai dia pingsan. Beberapa<br />

warga di Sorpus yang turut memblokir Jalan<br />

Ahmad Yani menyaksikan kejadian tersebut.<br />

Polisi kemudian membersihkan blokade jalan<br />

yang dibuat, sembari melepaskan tembakan ke<br />

51<br />

1 JPIC GKI Jayapura (13.05.2014): Konflik antar Kampung: Anggota TNI<br />

Koramil Distrik Muara Tami Mengkonsumsi Minuman Keras Bersama<br />

Kelompok Masa di perempatan jalan Skow Mabo dan Skow Sae.<br />

Hak Sipil dan Politik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!