26.08.2016 Views

Daftar Isi

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tersebut. David dipukuli dengan balok kayu dan<br />

benda tajam. Robby Fingkrew, polisi dari Polsek<br />

Abepura, terlibat dalam insiden tersebut. Tidak<br />

dijelaskan apakah Robby yang melepaskan<br />

tembakan atau bukan. Yang jelas, Robby tidak<br />

turun tangan dan mencegah penyerangan<br />

tersebut. 5<br />

TNI menembak peternak babi<br />

Pada tanggal 18 September 2014, anggota TNI<br />

yang berpaiakan sipil di Nabire menembak<br />

Videlis John Agapa (36 tahun). Agapa adalah<br />

seorang peternak babi. Sebelumnya, salah satu<br />

babi ternak miliknya mati ditabrak mobil yang<br />

melintas. Tanpa adanya mekanisme hukum untuk<br />

menyelesaikan permasalahan seperti itu, Agapa<br />

memutuskan untuk menutup jalan dan meminta<br />

pengendara motor dan mobil untuk minta ganti<br />

rugi babi miliknya. Dua orang tentara kemudian<br />

berjalan mendatanginya, setelah mendapatkan<br />

komplain dari pengendara kendaraan bermotor.<br />

Karena mobil mereka terhalang oleh penutup<br />

jalan, mereka melepaskan tembakan dari jauh.<br />

Agapa tertembak di punggungnya dan tewas di<br />

tempat.<br />

Polisi menikam warga Papua saat<br />

interogasi di Sulawesi<br />

Pada tanggal 23 November 2014 pukul 14:30<br />

WITA, seorang polisi menikam pelajar asal Papua<br />

Charles Enumbi di tangan kiri dan perut di<br />

depan asrama pelajar di Jl. Petterani, Makassar,<br />

Sulawesi Selatan. Sebelumnya, asrama tersebut<br />

diserang oleh masa. Polisi kemudian meminta<br />

Enumbi untuk keluar sendirian dari asrama, dan<br />

menyuruh teman-temannya masuk ke dalam<br />

gedung. Saat proses interogasi, salah satu polisi<br />

menyerang korban. Tidak satupun dari polisi<br />

yang ada di tempat mencoba melerainya.<br />

Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Faisal<br />

dan meninggal dua hari kemudian karena lukaluka<br />

yang dideritanya.<br />

Gambar 2.4-5: Pelajar dari Papua, Charles Enumbi, dilarikan ke rumah<br />

sakit setelah ditusuk polisi di Sulawesi Selatan. Dia kemudian tewas<br />

karena luka-lukanya.<br />

Aparat gabungan Polisi dan TNI<br />

menewaskan 4 pelajar dan melukai 17<br />

warga sipil saat terjadi bentrok dalam<br />

unjuk rasa di Enarotali, Paniai.<br />

Pada malam tanggal 7 Desember 2014, sebuah<br />

mobil patroli melintasi lokasi di mana Yulianus<br />

Yeimo (17 tahun) dan beberapa temannya<br />

sedang membangun pondok Natal di Desa<br />

Ipakiye, Distrik Madi, bagian timur Kabupaten<br />

Paniai. Karena pengemudi mobil tidak menggunakan<br />

lampu depan, Yulius Yeimo memintanya<br />

untuk menyalakan lampu karena sudah<br />

malam. Hal tersebut menyulut kemarahan<br />

aparat keamanan di dalam mobil tersebut<br />

dan mereka mulai menganiaya Yulianus dan<br />

kawan-kawan. Keseokan harinya, pada tanggal 8<br />

Desember 2014, pada pukul 9:30 WIT, masyarakat<br />

adat mendatangi kepolisian dan basis militer<br />

setempat untuk memprotes perlakuan tersebut,<br />

serta menuntut keadilan bagi para pelaku. Aparat<br />

keamanan kemudian mengepung masa dan<br />

mulai melepaskan tembakan peringatan. Aparat<br />

kemudian mengarahkan tembakannya ke arah<br />

masa. Berdasarkan keterangan saksi, tembakan<br />

pertama dilepaskan oleh anggota Komando<br />

Pasukan Khusus dari arah bandara. Bentrokan<br />

berlanjut di mana aparat menggunakan<br />

37<br />

5 JPIC GKI (08.09.2014): Pria Papua dibunuh oleh sekelompok<br />

pendatang di Pasar Lama Yotefa, Abepura.<br />

Hak Sipil dan Politik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!