Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
4.3 Perampasan Tanah<br />
Ada sejumlah permasalahan terkait dengan berkembangnya industri perkebunan<br />
di wilayah Papua, termasuk polisi yang memainkan peran ganda sebagai aparat<br />
keamanan bagi perusahaan pada saat mereka melaksanakan tugas negara, kurangnya<br />
pengormatan terhadap prinsip-prinsip Free, Prior and Informed Consent (FPIC), janji<br />
yang tidak ditepati, penipuan oleh perusahaan, serta tidak memadainya kompensasi<br />
ganti rugi atas tanah. Dalam pembentukan perkebunan baru, hak pemilik tanah<br />
seringkali tidak dihargai. Meskipun beberapa kelompok masyarakat adat berhasil<br />
menolak rencana perkebunan, banyak kelompok adat telah tertipu, terintimidasi,<br />
atau termanipulasi dengan menerima skema perkebunan tersebut –yang akan<br />
mereka tolak jika mereka bebas menentukan pilihannya. Saat pekerjaan sudah<br />
dimulai, masyarakat mulai menyadari bahwa mereka menjadi miskin, karena mereka<br />
tidak bisa lagi bergantung pada hutan adat di mana mereka biasa menggantungkan<br />
hidupnya, dan perusahaan juga mengingkari janji mereka untuk menyediakan<br />
lapangan pekerjaan, sistem kesehatan, dan pendidikan.<br />
Papua menjadi target perkebunan baru, ketika<br />
lahan untuk pertanian di Kalimantan dan<br />
Sumatera mulai langka. Banyak perusahaan<br />
industri kayu yang beralih untuk mendapatkan ijin<br />
perkebunan. Perkembangan ini mengakibatkan<br />
meningkatnya konflik pertanahan dengan<br />
masyarakat adat di Papua, seiring dengan<br />
meningkatnya jumlah perusahaan perkebunan<br />
yang beroperasi di daerah Papua.<br />
Masyarakat setempat menghadapi akibat<br />
ekspansi perkebunan, seperti perampasan tanah<br />
dan hutan, kompensasi yang tidak memadai,<br />
janji yang tidak ditepati, sertan intimidasi apabila<br />
mereka menolak untuk bekerja sama.<br />
Simbol utama dari ekspansi industri perkebunan<br />
di Papua adalah Merauke Integrated Food<br />
and Energy Estate (MIFEE), yang beroperasi<br />
di tenggara Papua. Di daerah lain di Papua,<br />
ekspansi perkebunan menelan tanah adat dan<br />
menyebabkan konflik antara masyarakat dengan<br />
perusahaan, masyarakat dan aparat keamanan,<br />
atau bahkan antar masyarakat. 1<br />
85<br />
Perusahaan perambah hutan di Papua Barat:<br />
pengajuan izin<br />
pengajuan izin dan siap beroperasi<br />
telah beroperasi<br />
1 Saat industri perkebunan mulai berkembang di Merauke, sejumlah<br />
perusahaan mulai mencari lahan di daerah tetangga di wilayah<br />
selatan Papua, seperti Kabupaten Boven Digoel dan Mappi. Wilayah<br />
lain yang mengalami peningkatan jumlah industri perkebunan<br />
adalah the wilayah hutan di dataran rendah antara Sorong dan<br />
Bintuni, daerah pedalaman Jayapura sampai Lembah Mamberamo,<br />
dan beberapa daerah pantai dekat Nabire dan Timika<br />
Hak Masyarakat Adat