Daftar Isi
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
HAM%20DI%20PAPUA%202015_EPUB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
• Menghentikan hukuman bagi orang-orang yang melancarkan protes damai terhadap<br />
perusahaan perkebunan yang melanggar hak-hak mereka.<br />
c) Untuk Memastikan Perlindungan Pembela HAM, kami merekomendasikan Pemerintah<br />
Indonesia untuk:<br />
• Melaksanakan rekomendasi yang diberikan oleh pelapor khusus PBB untuk situasi pembela<br />
HAM setelah kunjungannya ke Papua pada tahun 2007.<br />
• Menyiapkan pelatihan HAM yang memadai bagi penegak hukum, bersama masyarakat sipil,<br />
yang efektivitasnya harus dievaluasi secara rutin melalui pembentukan badan pengawasan<br />
khusus;<br />
• Menghentikan intimidasi, pelecehan dan kekerasan fisik terhadap pembela HAM dan jurnalis<br />
di Papua, dan memastikan bahwa semua kasus-kasus tersebut diselidiki secara efektif dan<br />
berimbang, dan para pelakunya diadili;<br />
132<br />
• Meninjau Undang-Undang Intelijen Negara untuk memastikan bahwa definisi rahasia negara<br />
cukup jelas agar undang-undang tersebut tidak merugikan jurnalis dan aktivis, dan memastikan<br />
pengawasan dan akuntabilitas badan intelijen untuk mencegah kasus pelanggaran HAM;<br />
d) Untuk Memastikan Perlindungan Hak Masyarakat Adat, kami merekomendasikan<br />
Pemerintah Indonesia untuk:<br />
• Memberikan data statistik yang tepercaya terkait komponen dasar masyarakat di Provinsi<br />
Papua dan Papua Barat; misalnya demografi, pendidikan, pemerintahan dan administrasi,<br />
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan pendapatan; serta data pembedaan data antara<br />
penduduk asli Papua dan pendatang.<br />
• Mengakui hak rakyat terkait kebebasan berpendapat, berkumpul, dan menentukan nasib<br />
sendiri, sebagai hak dasar berdasarkan Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat<br />
(UNDRIP) dan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR);<br />
• Melalui undang-undang dan program, memastikan bahwa perusahaan yang beroperasi di<br />
Papua menghormati prinsip Persetujuan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan (Free, Prior<br />
and Informed Consent - FPIC) dan mematuhi Prinsip Panduan PBB tentang Hak Asasi Manusia<br />
dan Bisnis (UN Guiding Principles on Business and Human Rights).<br />
• Memastikan keadilan atas perampasan tanah di Papua di masa lalu dan memberikan sanksi bagi<br />
perusahaan yang tidak mematuhi prinsip FPIC; Perampasan tanah di masa lalu harus ditindak<br />
dan korban harus diberi kompensasi. Jika memungkinkan, tanah tersebut harus dikembalikan<br />
kepada pemilik sebelumnya dengan memberikan kompensasi finansial tambahan, sesuai<br />
keinginan korban. Pemerintah harus menerapkan sistem yang efektif untuk mengontrol<br />
dan mengawasi aktivitas perusahaan pemegang izin konsesi. Pencabutan izin konsesi harus<br />
dilakukan sebagai hukuman atas pelanggaran HAM dan peraturan pemerintah.<br />
• Mengubah undang-undang dan praktik yang mendiskriminasi dan melanggar hak-hak<br />
masyarakat adat, terutama Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah No.<br />
65 Tahun 2006 tentang investasi.<br />
Hak Asasi Manusia di Papua 2015