08.01.2015 Views

hiver - Historical Revisionism by Vrij Historisch Onderzoek

hiver - Historical Revisionism by Vrij Historisch Onderzoek

hiver - Historical Revisionism by Vrij Historisch Onderzoek

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

——————————————————————> Conseils de révisions / <strong>hiver</strong> winter 2007<br />

Pembunuh” yang dia susun sendiri.<br />

Sementara, Duke merasa sangat bangga bisa hadir dalam konferensi internasional itu.<br />

Mantan ketua geng Ku Klux Klan itu juga memuji gagasan berani Ahmadinejad untuk<br />

menyelenggarakan konferensi yang ditentang keras negara-negara Eropa tersebut. ”Seharusnya<br />

ada kebebasan berbicara di Eropa,” kata Duke.<br />

Batam Pos online<br />

http://batampos.co.id/index.phpoption=com_content&task=view&id=8439&Itemid=71<br />

MENENTANG HOLOCAUST<br />

Merobohkan Mitos Holocaust<br />

Pemerintah Israel, serta negara-negara yang mendukungnya sedang dibuat gerah. Konferensi<br />

dua hari yang membahas soal holocaust --pembantaian orang Yahudi oleh Hitler pada Perang Dunia<br />

II-- di Teheran, Iran, yang berlangsung sejak Senin (11/12), membuat mereka tak nyaman. PM Israel,<br />

Ehud Olmert, menganggap konferensi holocaust itu sebagai pertemuan yang 'memuakkan'.<br />

Pemerintah AS, juga Jerman, kurang lebih juga bersikap serupa.<br />

Kegundahan mereka tentulah amat beralasan. Dengan membangun mitos soal terjadinya<br />

holocaust, mereka kemudian memang mendapat legitimasi untuk mendukung Israel menduduki<br />

Palestina. Bahkan, dalam rangka membangun mitos soal holocaust ini, sebagian pemimpin negaranegara<br />

Eropa menganggap penelitian maupun sikap yang menentang holocaust ini sebagai tindakan<br />

kriminal.<br />

Ahli sejarah Inggris, David Irving; peneliti Prancis, Robert Faurisson; ilmuwan Jerman,<br />

Fredrick Toeben; juga yang lain pernah merasakan kuatnya pemimpin Eropa dalam membangun<br />

mitos holocaust. Sebagian ahli ini terpaksa mendekam beberapa saat di penjara karena penolakannya<br />

terhadap keberadaan sejarah holocaust. Selama berpuluh tahun mitos ini terbangun, selama itu pula<br />

warga Palestina terus mendapat tekanan dan penyiksaan dari pihak Israel dan sekutunya. Siksaan<br />

berkepanjangan terhadap warga Palestina inipun mengundang simpati dari banyak pihak. Presiden<br />

Iran, Mahmud Ahmadinejad, termasuk di antara tokoh yang ingin melepaskan Palestina dari<br />

cengkeraman Israel dan sekutunya.<br />

Sejak Oktober 2005, Ahmadinejad terus menggulirkan wacana yang mempertanyakan<br />

kebenaran sejarah holocaust. Tak lebih, wacana itu dibuka untuk meruntuhkan legitimasi bagi Israel<br />

untuk menjajah Palestina. ''Kalau holocaust itu benar, mengapa Palestina yang harus menanggung<br />

akibatnya,'' ujar dia waktu itu.<br />

Ahmadinejad pun mengusulkan agar Eropa menyediakan sebidang tanah bagi warga Yahudi<br />

yang dipercaya menjadi korban holocaust, mengingat pelaku pembantaian tersebut adalah warga<br />

Eropa. Pernyataan seperti inipun dia ulangi dalam wawancaranya dengan majalah terbitan Jerman<br />

Der Spiegel Mei 2006.<br />

Secara resmi, kemudian Ahmadinejad juga berkirim surat kepada Kanselir Jerman, Angela<br />

Merkel, soal holocaust. Tak hanya lewat kata-kata, Pemerintah Iran secara resmi pun kemudian<br />

menggelar festival kartun holocaust. Festival ini tidak lain juga digelar untuk memberi pembelaan<br />

yang kuat bagi terbebasnya Palestina dari penjajahan Israel. Ahmadinejad menyadari bahwa mitos<br />

tentang holocaust telah terbangun begitu kuat, tertamam di dunia Barat. Karena itu, dia pun secara<br />

gigih terus berusaha menggugat mitos tersebut demi merdekanya Palestina.<br />

Masih dalam rangkaian upaya untuk merobohkan mitos holocaust, Iran kemudian menjadi<br />

sponsor sekaligus tuan rumah konferensi holocaust. Berbagai kalangan hadir dalam forum ini,<br />

termasuk juga para pemimpin Yahudi ortodoks yang juga merasa gerah melihat penderitaan<br />

berkepanjangan warga Palestina. Sebanyak 67 ahli dan peneliti dari 30 negara hadir dalam konferensi<br />

ini.<br />

Kebanyakan peserta konferensi ini sebenarnya memiliki sikap yang hampir sama, yakni<br />

menyangkal kebenaran soal holocaust. Namun Menlu Iran, Manouchehr Mottaki, mengungkapkan<br />

bahwa konferensi tersebut sama sekali bukan untuk menolak holocaust. Momen tersebut digelar, kata<br />

dia, untuk membuka ruang bagi kalangan yang ingin meneliti kebenaran peristiwa holocaust.<br />

Seorang rabi (pemimpin Yahudi), Yisroel Dovid Weiss, yang hadir dalam pertemuan itu,<br />

misalnya, menyatakan dirinya Yahudi, tapi bukan Zionis. Seperti ditulis kantor berita IRNA, dia<br />

menyatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak mempersoalkan benar tidaknya holocaust. Yang dia<br />

tentang adalah gerakan Zionis menjajah Palestina. Sebagian rabi lain yang mengaku sepenuhnya<br />

percaya kebenaran holocaust, juga menolak jika peristiwa tersebut kemudian dijadikan pembenaran<br />

— 58 —

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!