download
download
download
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Cita-cita reformasi dalam membangun masyarakat kesederajatan dalam<br />
bangunan civil society Indonesia, merupakan pertanda bahwa multikultural<br />
di bumi Indonesia akan “berhirup” angin segar, kendati dalam<br />
praktiknya nampak masih belum memenuhi harapan (Al Hakim, 2002).<br />
Multikulturalisme bukan hanya sekedar wacana tetapi sebuah<br />
ideologi yang harus diperjuangkan, karena dibutuhkan sebagai landasan<br />
bagi tegaknya demokrasi, HAM dan kesejahteraan hidup masyarakat.<br />
Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri sendiri secara terpisah<br />
dari ideologi lainnya. Multikulturalisme membutuhkan seperangkat<br />
konsep yang merupakan bangunan konsep-konsep untuk dijadikan acuan<br />
memahaminya dan mengembangluaskannya dalam kehidupan bermasyarakat.<br />
Untuk dapat memahami multikulturalisme diperlukan landasan<br />
pengetahuan yang berupa bangunan konsep yang relevan dan mendukung<br />
keberadaan serta berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan<br />
manusia.<br />
Bangunan konsep ini harus dikomunikasikan di antara para ahli<br />
yang mempunyai perhatian ilmiah yang sama tentang multikulturalisme<br />
sehingga terdapat kesamaan pemahaman dan saling mendukung dalam<br />
memperjuangkan ideologi ini. Berbagai konsep yang relevan dengan<br />
multikulturalisme antara lain demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai<br />
budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, suku<br />
bangsa, kesukubangsaan, kebudayaan suku bangsa, keagamaan,<br />
ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, HAM, hak budaya<br />
komunitas, dan konsep lainnya yang relevan (Al Hakim, 2002).<br />
Cakupan civil society memang sangat beragam, misalnya terdiri<br />
dari kelompok-kelompok dan perkumpulan, pendidikan, tenaga kerja,<br />
bisnis, partai politik, organisasi keagamaan, profesi, perdagangan, media,<br />
seni, kelompok lokal, keluarga dan perkumpulan kekerabatan<br />
(Langenberg, dalam Subandi 1996).<br />
Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebuah realitas<br />
sosial dan integrasi nasional adalah substansi utamanya. Dalam konteks<br />
pluralitas masyarakat Indonesia, konsep integrasi nasional Indonesia,<br />
hendaknya diartikan bukan sebagai benda akan tetapi harus diartikan<br />
sebagai semangat untuk melakukan penyatuan terhadap unsur-unsur<br />
dan potensi masyarakat Indonesia yang beraneka-ragam.<br />
Dengan kata lain, integrasi nasional harus dimaknai sebagai<br />
sebuah spirit bangsa untuk memandang kehidupan yang serba majemuk<br />
itu sebagai semangat untuk bersatu. Secara demikian, integrasi nasional,<br />
adalah kata kunci untuk membangun dan membina serta mempertahan-<br />
328