02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan<br />

agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional,<br />

yang didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan<br />

realita masyarakat. Memang di kota-kota, orang juga beragama,<br />

akan tetap pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak<br />

di tempat-tempat ibadat seperti gereja, masjid, dan sebagainya. Di<br />

luar itu, kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi,<br />

perdagangan dan sebagainya. Cara kehidupan demikian<br />

mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian (seculer trend),<br />

dibandingkan dengan kehidupan warga desa yang cenderung ke<br />

arah agama (religious trend).<br />

2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa<br />

harus bergantung pada orang lain yang penting di sini adalah<br />

manusia perseorangan atau individu. Di desa orang lebih mementingkan<br />

kelompok atau keluarga. Di kota kehidupan keluarga<br />

sering sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan,<br />

perbedaan paham politik, perbedaan agama dan seterusnya. Di<br />

kota individu kurang berani untuk seorang diri menghadapi orangorang<br />

lain dengan lata belakang yang berbeda, pendidikan yang<br />

tak sama, kepentingan yang berbeda dan lain-lain. Nyata bahwa<br />

kebebasan yang diberikan kepada individu, tak dapat memberikan<br />

kebebasan yang sebenarnya kepada yang bersangkutan.<br />

3. Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya<br />

batas-batas nyata. Di kota, tinggal orang-orang dengan aneka<br />

warna latar belakang sosial dan pendidikan yang menyebabkan<br />

individu memperdalami suatu bidang kehidupan khusus. Ini melahirkan<br />

suatu gejala bahwa warga kota tak mungkin hidup sendirian<br />

secara secara individualistis. Pasti akan dihadapinya persoalan-persoalan<br />

hidup yang berada di luar jangkauan kemampuan<br />

sendiri. Gejala demikian menimbulkan kelompok-kelompok<br />

kecil (small group) yang didasarkan pada pekerjaan yang sama,<br />

keahlian yang sama, kedudukan yang sosial yang sama dan lainlain.<br />

Kesemuanya dalam batas-batas tertentu membentuk pembatasan-pembatasan<br />

di dalam pergaulan hidup. Misalnya seorang<br />

guru SLTA lebih banyak bergaul dengan rekannya sesama guru<br />

pula, daripada dengan pedagang kelontong. Seorang sarjana<br />

ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekannya dengan<br />

latar belakang pendidikan yang sama ketimbang dengan sarjanasarjana<br />

ilmu sejarah.<br />

278

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!