02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Barisan buruh upahan ini dibebaskan dari setiap pemilikan alatalat<br />

produksi yang terdapat di negeri kapitalis maju dimana mayoritas<br />

penduduknya (lebih dari 75 %) merupakan lapisan masyarakat yang aktif<br />

secara ekonomis. Dalam skala dunia para pekerja upahan ini berjumlah<br />

milyaran.<br />

Kaum borjuis sering beranggapan bahwa dengan adanya perkembangan<br />

sistem produksi yang semi-otomatis dan dengan adanya pemanfaatan<br />

teknologi komputer berskala luas, maka proletariat ditakdirkan<br />

akan melenyap. Alasannya, Pertama, demikian kata mereka, karena<br />

terjadinya penurunan jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan industri<br />

produksi barang, sementara di pihak lain semakin banyak orang yang<br />

bekerja di sektor jasa, dan alasan kedua, adalah peningkatan kerja-kerja<br />

non manual (meningkatnya jumlah pekerja “kerah putih” secara umum).<br />

Dalam mendefinisikan kelas pekerja, harus terlebih dahulu<br />

diketahui posisi kelas pekerja dalam sistem produksi sosial, relasinya<br />

terhadap alat-alat produksi dan peranannya dalam organisasi kerja<br />

secara sosial. Menurut pandangan Marxisme, kelas pekerja itu terdiri dari<br />

seluruh orang yang, (1), karena tidak memiliki alat-alat produksi terpaksa<br />

menjual tenaga kerja mereka untuk mendapatkan upah atau gaji, dan (2),<br />

jika mereka dipekerjakan, maka mereka menghasilkan nilai lebih dari<br />

kerja mereka atau yang memungkinkan majikan mereka untuk merampas<br />

nilai lebih yang diciptakan oleh orang lain.<br />

Pekerja kerah putih bukanlah sebuah kelas tersendiri; kebanyakan<br />

dari mereka adalah pekerja upahan yang bekerja di sektor-sektor<br />

non-industrial, yakni sektor-sektor yang memungkinkan para majikan<br />

untuk merampas nilai lebih yang diciptakan oleh para buruh industri dan<br />

pertanian. Peningkatan jumlah para pekerja kerah putih sejak abad 19<br />

dimungkinkan oleh perkembangan sektor jasa (transportasi, komunikasi,<br />

perdagangan, kredit, perbankan dan asuransi, industri kebudayaan, dan<br />

sebagainya). Akan tetapi sektor ini juga memproduksi struktur masyarakat<br />

kapitalis. Orang-orang yang bekerja di sektor jasa tidaklah berdiri<br />

sendiri diluar pembagian kelas dalam masyarakat. Mereka menjadi<br />

bagian yang terintegrasi dari kelas-kelas masyarakat, baik itu di bidang<br />

industri dan pertanian. Tingkat pertumbuhan pegawai kerah putih yang<br />

cepat melebihi pertumbuhan seluruh penduduk yang telah memasuki usia<br />

kerja tidak berarti telah terjadi proses de-proletarisasi penduduk atau<br />

munculnya intelektual kelas menengah baru yang meleburkan proletariat.<br />

Terminologi intelektual biasanya digunakan untuk menunjukkan<br />

segolongan orang yang secara profesional terlibat dalam kerja-kerja yang<br />

bersifat intelektual. Ia juga mencakup sebagian pekerja kerah putih,<br />

namun sebagian besarnya lagi menjalankan fungsi kerja yang teknis<br />

sifatnya. Terlebih lagi, komputerisasi yang menggejala akhir-akhir ini<br />

257

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!