02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dideteksi dan dimufakati dengan mudah oleh para pengamat yang tidak<br />

terlibat dalam pertentangan (Gurr, dalam Soetopo, 2001).<br />

Konflik dalam pengertian yang luas dapat dikatakan sebagai<br />

segala bentuk hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik)<br />

(Indrawijaya, 1986). Konflik adalah relasi-relasi psikologis yang<br />

antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tak bisa dipertemukan,<br />

sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang<br />

berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup<br />

tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan<br />

halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk<br />

perlawanan terbuka (Clinton dalam Soetopo dan Supriyanto, 2003).<br />

Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentangan<br />

pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi<br />

yang disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan<br />

perubahan dalam bidang manajemen, serta menimbulkan perbedaan<br />

pendapat, keyakinan dan ide (Mulyasa, 2003).<br />

Hocker & Wilmot (1991) memberikan definisi yang cukup luas<br />

terhadap konflik sebagai “an expressed struggle betwen at least two<br />

interdependent parties who perceive incompatibel goal, scarce rewards,<br />

and interference from the other parties in achieving their goals”.<br />

Seseorang dikatakan terlibat konflik dengan pihak lain jika<br />

sejumlah ketidaksepakatan muncul antara keduanya, dan masing-masing<br />

menyadari adanya ketidaksepakatan itu. Jika hanya satu pihak yang<br />

merasakan ketidaksetujuan, sedang yang lain tidak, maka belum bisa<br />

dikatakan konflik antara dua pihak. Dengan kata lain, dua pihak harus<br />

menyadari adanya masalah sebelum mereka berada di dalam konflik.<br />

Semua konflik seringkali dipandang sebagai pencapaian tujuan<br />

satu pihak dan merupakan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain. Hal<br />

ini karena seringkali orang memandang tujuannya sendiri secara lebih<br />

penting, sehingga meskipun konflik yang ada sebenarnya merupakan<br />

konflik yang kecil, seolah-olah tampak sebagai konflik yang besar.<br />

Konflik muncul diakibatkan salah satunya perebutan sumberdaya.<br />

Misalnya, jika dua orang duduk sebangku dalam kelas, maka bangku itu<br />

menjadi sumberdaya. Apabila salah satu pihak bertingkah laku seakanakan<br />

mau menguasai kamar, pihak lain akan terganggu maka terjadilah<br />

konflik diakibatkan sumberdaya.<br />

Pihak-pihak yang berkonflik saling tergantung satu sama lain,<br />

karena kepuasan seseorang tergantung perilaku pihak lain. Jika kedua<br />

288

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!