download
download
download
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Gambar 6.4 adalah contoh yang menunjukkan ragam dan bentuk<br />
konflik yang terjadi di masyarakat. Dipandang dari akibat maupun cara<br />
penyelesaiannya, Furman & McQuaid (dalam Farida, 1996) membedakan<br />
konflik dalam dua tipe yang berbeda, yaitu konflik destruktif dan<br />
konstruktif. Konflik dipandang destruktif dan disfungsional bagi individu<br />
yang terlibat apabila:<br />
1. Konflik terjadi dalam frekuensi yang tinggi dan menyita sebagian<br />
besar kesempatan individu untuk berinteraksi. Ini menandakan<br />
bahwa problem tidak diselesaikan secara kuat. Sebaliknya, konflik<br />
yang konstruktif terjadi dalam frekuensi yang wajar dan masih<br />
memungkinkan individu-individunya berinteraksi secara harmonis.<br />
2. Konflik diekspresikan dalam bentuk agresi seperti ancaman atau<br />
paksaan dan terjadi pembesaran konflik baik pembesaran<br />
masalah yang menjadi isu konflik maupun peningkatan jumlah<br />
individu yang terlibat. Dalam konflik yang konstruktif isu akan<br />
tetap terfokus dan dirundingkan melalui proses pemecahan<br />
masalah yang saling menguntungkan.<br />
3. Konflik berakhir dengan terputusnya interaksi antara pihak-pihak<br />
yang terlibat. Dalam konflik yang konstruktif, kelangsungan<br />
hubungan antara pihak-pihak yang terlibat akan tetap terjaga.<br />
Sedangkan Handoko (1984) membagi konflik menjadi 5 jenis<br />
yaitu: (1) konflik dari dalam individu, (2) konflik antar individu dalam<br />
organisasi yang sama, (3) konflik antar individu dalam kelompok, (4)<br />
konflik antara kelompok dalam organisasi, (5) konflik antar organisasi.<br />
Berbeda dengan pendapat diatas Mulyasa (2003) membagi konflik<br />
berdasarkan tingkatannya menjadi enam yaitu: (1) konflik intrapersonal,<br />
(2) konflik interpersonal, (3) konflik intragroup, (4) konflik intergroup, (5)<br />
konflik intraorganisasi, dan (6) konflik interorganisasi.<br />
Menurut Dahrendorf (1986), konflik dibedakan menjadi 4 macam:<br />
(1) konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara<br />
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role); (2)<br />
konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank); (3)<br />
konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan<br />
massa); dan (4) konflik antar satuan nasional (perang saudara).<br />
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan<br />
solidaritas sesama anggota kelompok (in-group) yang mengalami<br />
konflik dengan kelompok lain; (2) keretakan hubungan antar kelompok<br />
yang bertikai; (3) perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbul-<br />
298