download
download
download
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
disebut nilai-nilai normatif. Maka, orang-orang Katolik dituntut untuk<br />
menghadiri misa, para pengendara dituntut untuk berhenti ketika lampu<br />
lalu lintas berwarna merah, dan para pekerja dituntut untuk datang di<br />
tempat kerja pada waktu yang telah ditetapkan. Kebanyakan orang<br />
melaksanakan perilaku-perilaku normatif, sedikit orang tidak.<br />
Orang yang tak melaksanakan perilaku normatif mungkin mendapat<br />
sanksi informal ataupun sanksi yang sudah dibakukan. Seorang<br />
Katolik yang tidak menghadiri misa mungkin akan menerima kunjungan<br />
pendeta, pengendara kendaraan bermotor yang melanggar aturan lalu<br />
lintas mungkin akan menerima surat tilang, dan seorang pegawai yang<br />
malas mungkin akan dipecat.<br />
Perilaku-perilaku normatif juga tampak pada perilaku-perilaku<br />
sehari-hari yang menjadi pedoman bagi individu dan kelompok untuk<br />
mengurangi atau menghindari konflik.<br />
Kepercayaan dan nilai memberikan kontribusi bagi pengembangan<br />
dan isi sikap. Kita boleh mendefinisikan sikap sebagai suatu kecenderungan<br />
yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu<br />
objek secara konsisten. Sikap itu dipelajari dalam suatu konteks budaya.<br />
Bagaimanapun lingkungan kita, lingkungan itu akan turut membentuk<br />
sikap kita, kesiapan kita untuk merespons, dan akhirnya perilaku kita.<br />
Bias budaya dalam sistem kepercayaan, nilai, sikap dapat dilihat<br />
pada contoh pertarungan dengan banteng. Banyak orang Amerika Utara<br />
percaya bahwa kekejaman terhadap binatang adalah salah dan bahwa<br />
perbuatan meletihkan dan membunuh seekor banteng adalah contoh<br />
kekejaman tersebut. Konsekuensinya, banyak orang Amerika Utara<br />
memandang pertarungan melawan banteng dengan sikap negatif dan<br />
akan menghindari tontonan tersebut, walaupun tontonan tersebut lewat<br />
televisi.<br />
Sebagian orang bahkan berkampanye agar pertarungan itu dilarang.<br />
Tetapi bagi kebanyakan orang Amerika Latin, pertarungan<br />
melawan banteng adalah suatu kontes keberanian antara manusia dan<br />
binatang. Tontonan tersebut dinilai positif, dan kemenangan seorang<br />
matador tidaklah dianggap sebagai kekejaman terhadap binatang, melainkan<br />
sebagai perbuatan berani, keterampilan, dan ketangkasan fisik.<br />
Dalam konteks budaya masyarakat tersebut, menyaksikan pertarungan<br />
manusia melawan banteng adalah menyaksikan suatu kesempatan<br />
terbaik dalam hidup ketika manusia mendemonstrasikan dominasi-<br />
373