02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

udaya asia atau para hamba yang yang hidup pada masa feodal, para<br />

pekerja upahan ini tidak memilki dan tak berhak menggunakan alat-alat<br />

produksi. Mereka hanya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertahan<br />

hidup jika mereka menjual tenaga kerjanya kepada kaum kapitalis.<br />

Dengan alasan ini, Marx dan Engels menyebut relasi penghisapan<br />

kapitalis merupakan sistem yang mendasarkan dirinya pada perbudakan<br />

upah (Budiman, 2000).<br />

Masyarakat yang memiliki karakteristik dengan corak produksi<br />

budaya asia, pemilikan budak dan feodal, pembagian kelas-kelas dalam<br />

masyarakat dipertajam dengan adanya intervensi negara yang membagi<br />

penduduk menjadi kasta-kasta dan lapisan yang turun temurun. Sebagai<br />

contoh di India kuno, masyarakat-masyarakat terbagi ke dalam 4 kasta<br />

yakni Brahmana (keluarga bangsawan pemuka agama), Ksatria (bangsawan<br />

petinggi militer), Waisya (masyarakat kampung), dan Sudra (lapisan<br />

masyarakat yang paling rendah yakni orang-orang yang disingkirkan dari<br />

komunitasnya). Pembagian kasta ini dibenarkan oleh agama Hindu.<br />

Pemeluk agama ini meyakini bahwa Dewa Brahma menciptakan kaum<br />

Brahmana dari mulutnya, Ksatria diciptakan dari tangannya, Waisya<br />

diciptakan dari pahanya, sementara Sudra yang paling rendah diciptakan<br />

dari kaki sang Dewa.<br />

Dalam masyarakat pemilikan budak (di Yunani kuno, Romawi)<br />

dan dalam masyarakat feodal, penduduk di bagi dalam tingkatan-tingkatan,<br />

dimana hukum yang berlaku mengatur hak serta kewajiban<br />

masing-masing tingkatan. Lapisan-lapisan tersebut dibentuk berbasiskan<br />

pembagian kelas, akan tetapi ia tidak sepenuhnya berkaitan dengan hal<br />

itu, karena lapisan-lapisan/tingkatan-tingkatan tersebut juga memunculkan<br />

hirarki kekuasaan dan hak-hak istimewa dalam dunia hukum.<br />

Selama berlakunya relasi produksi tertentu format pembagian<br />

kelas yang ada masih menyisakan hal-hal peninggalan corak produksi<br />

lama atau juga menyambung cikal bakal corak produksi yang baru.<br />

Keadaan seperti inilah yang mampu menjelaskan keberadaan kelas-kelas<br />

non-fundamental atau kelas-kelas transisional (kelas antara).<br />

Dalam masyarakat asia, didalam sistem produksi didapatkan<br />

adanya para budak (terutama bekerja pada sektor-sektor kerja kerumahtanggaan<br />

non produktif), pegawai-pegawai rendahan (juru tulis), pedagang-pedagang<br />

kecil dan lintah darat, atau mereka yang bekerja sebagai<br />

tukang ransum. Selanjutnya, para bangsawan lokal yang mengumpulkan/menarik<br />

upeti dari penduduk kampung, mencoba mendapatkan<br />

legalitas pemilikan tanah yang mereka kuasai di wilayah kekuasaan<br />

mereka, dengan demikian mereka mendapatkan keabsahan untuk<br />

menarik upeti dari penduduk. Akan tetapi dengan adanya perkembangan<br />

penguasaan tanah pribadi secara besar-besaran, maka hal tersebut<br />

253

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!