download
download
download
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
yang juga beragama Islam. Selain itu di Yugoslavia terdapat 11 suku<br />
bangsa minoritas yang disebut narodnosti.<br />
Hubungan antara suku bangsa itu memang berawal dari kondisi<br />
yang tidak baik. Suku-suku bangsa yang beragama Katolik dan Kristen<br />
yaitu Slovenia, Kroasia, dan Serbia Utara yang dulunya dijajah kerajaan<br />
Austria-Hongaria sering terjadi konflik dengan suku bangsa Serbia<br />
Selatan dan yang beragama Islam yaitu Bosnia, Herzegovina, Montenegro,<br />
dan Makedonia yang dulunya dijajah oleh kerajaan Turki dengan<br />
berorientasi ke kebudayaan Asia. Oleh karena itu saling bunuh diantara<br />
suku-suku bangsa yang berbeda agama itu sudah menjadi suatu<br />
kebiasaan.<br />
Kondisi yang seperti itu pernah bisa dipersatukan dan menjadi<br />
negara nasional di bawah kekuatan, kepemimpinan dan kewibawaan B<br />
Tito. Namun setelah Tito meninggal dunia konflik-konflik antar suku<br />
bangsa itu muncul lagi, dan menjadi perang saudara antar etnik.<br />
Selanjutnya Yugoslavia terpecah menjadi negara-negara kecil.<br />
Jadi keragaman budaya yang ada dalam masyarakat, sekali bisa<br />
menjadi bencana, awal dari konflik dan perpecahan, sebagaimana yang<br />
terjadi di negara Yugoslavia. Hal senada sebetulnya juga mewarnai<br />
perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang juga penuh dengan konflik,<br />
bahkan bisa dikatakan hal itu juga terjadi hingga saat ini. Beruntunglah<br />
kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, dan diintegrasikan<br />
kedalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.<br />
Bilamana kita perhatikan sejarah Republik Indonesia sejak tahun<br />
1945 hingga sekarang, telah terjadi beberapa kali konflik yang terjadi<br />
akibat dari pertentangan antara suku bangsa dan perbedaan ideologi,<br />
diantaranya: (1) pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS); (2)<br />
peristiwa kapten Andi Abdul Azis bekas kapten KNIL di Sulawesi Selatan;<br />
(3) pemberontakan Darul Islam di Jawa Barat; (4) pemberontakan Darul<br />
Islam di Sulawesi Selatan; (5) pemberontakan Darul Islam di Kalimantan<br />
Selatan; (6) pemberontakan Darul Islam di Aceh; (7) pemberontakan<br />
PRRI Sumatra Barat; (8) pemberontakan Permesta Sulawesi Selatan; (9)<br />
pemberontakan GAM di Aceh; (10) pemberontakan yang dilakukan GPK<br />
di Papua; (11) pertikaian antara suku bangsa madura dan suku bangsa<br />
dayak; (12) kerusuhan di Poso dan Ambon; dan (13) Perang suku yang<br />
masih sering terjadi di wilayah Papua, dan sebagainya.<br />
Bahkan, bila kita deskripsikan lebih terperinci dan dalam skala<br />
yang lebih kecil, maka akan ditemukan banyak sekali konflik yang terjadi<br />
388