02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erkonflik ke arah tujuan yang lebih besar dan kompleks. Misalnya denga<br />

cara membangun sebuah kesadaran nasional yang lebih mantap; (2)<br />

tawar-menawar integratif, yaitu dengan menggiring pihak-pihak yang<br />

berkonflik, untuk lebih berkonsentrasi pada kepentingan yang luas, dan<br />

tidak hanya berkisar pada kepentingan sempit, misalnya kepentingan<br />

individu, kelompok, golongan atau suku bangsa tertentu.<br />

Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga<br />

cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan<br />

perwasitan (arbitration).<br />

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi<br />

berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol<br />

akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna<br />

dapat menciptakan konflik.<br />

Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui<br />

lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi<br />

dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik.<br />

Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang<br />

sedikitnya memenuhi empat hal: (1) harus mampu mengambil keputusan<br />

secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain; (2) lembaga<br />

harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya lembaga itulah yang<br />

berfungsi demikian; (3) lembaga harus mampu mengikat kepentingan<br />

bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan (4) lembaga tersebut harus bersifat<br />

demokratis. Tanpa keempat hal tersebut, konflik yang terjadi di antara<br />

beberapa kekuatan sosial, akan muncul ke bawah permukaan, yang pada<br />

saatnya akan meledak kembali dalam bentuk kekerasan.<br />

Pengendalian dengan cara mediasi, dengan maksud bahwa<br />

pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menunjuk pihak ketiga<br />

yang akan memberikan nasihat-nasihat, berkaitan dengan penyelesaian<br />

terbaik terhadap konflik yang mereka alami.<br />

Pengendalian konflik dengan cara perwasitan, dimaksudkan<br />

bahwa pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menerima pihak<br />

ketiga, yang akan berperan untuk memberikan keputusan-keputusan,<br />

dalam rangka menyelesaikan yang ada. Berbeda dengan mediasi, cara<br />

303

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!