02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kemajemukan masyarakat (multicultural) tidak dapat dilenyapkan<br />

demi jargon persatuan dan kesatuan, sebab persatuan itu harus dicapai<br />

lewat keberadaan pluralitas.<br />

Sebagai sebuah terminologi, multikuluturalisme kadang agak<br />

membingungkan karena ia merujuk sekaligus kepada dua hal yang<br />

berbeda: realitas dan etika, atau praktik dan ajaran. Sebagai realitas atau<br />

praktik, multikulturalisme dipahami sebagai representasi produktif atau<br />

interaksi elemen-elemen social yang beragam dalam sebuah tataran<br />

kehidupan kolektif yang berelanjutan. Sebagai sebuah etika atau ajaran,<br />

multikulturalisme merujuk pada spirit, etos dan kepercayaan tentang<br />

bagaimana keragaman atas unit-unit sosial yang berciri privat dan relatif<br />

otonom, seperti etnisitas dan budaya, semestinya dikelola dalam ruangruang<br />

publik.<br />

Dalam masyarakat yang memiliki kesempatan untuk berevolusi<br />

melalui perubahan sosial yang panjang dan bersifat gradual, multikulturalisme<br />

(dengan nama yang sama atau yang lain) sering merupakan hasil<br />

dari sebuah proses sosial yang terjadi. Dengan kata lain sejarah yang<br />

panjang telah memungkinkan di satu pihak keragaman mendapatkan<br />

ruang untuk berkembang dan pihak lainmemungkinkan integrasi sosial di<br />

tingkat yang lebih tinggi dapat terpelihara.<br />

Di kebanyakan belahan dunia, dimana sebagian besar dari<br />

mereka adalah bangsa-bangsa bekas jajahan yang terdiri atas kelompokkelompok<br />

etnik dan budaya yang sangat majemuk, multikulturalisme<br />

adalah sebuah gagasan yang terus diperjuangkan. Bahkan lebih dari itu,<br />

kebanyakan negara yang relatif muda usia ini, harus berjuang terlebih<br />

dahulu dengan gagasan nasionalisme.<br />

Gagasan nasionalisme negara-negara yang pada umumnya<br />

memperoleh kemerdekaannya setelah Perang Dunia Kedua ini, dibangun<br />

melalui kesadaran para pemimpinnya akan sebuah kepercayaan bahwa<br />

negara yang amat majemuk, seringkali terdiri atas puluhan bahkan<br />

ratusan kelompok etnik, hanya mungkin dipersatukandengan ikrar yang<br />

meneguhkan persatuan sebagai dasar untuk menciptakan kehidupan<br />

bersama yang lebih.<br />

Menurut Daniel Sparinga, multikuralisme didefinisikan sebagai<br />

sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik<br />

atau budaya (ethnic and cuktural groups) dapat hidup berdampingan<br />

secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh kesediaan<br />

331

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!