20.04.2013 Views

memahami-muhammad-ali-sina

memahami-muhammad-ali-sina

memahami-muhammad-ali-sina

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MEMAHAMI MUHAMMAD<br />

Permulaan Wahyu Ilahi kepada Rasulullah adalah dalam bentuk mimpi dalam<br />

tidurnya. Ia tidak pernah bermimpi tetapi (wahyu) itu datang seperti terang <strong>sina</strong>r<br />

pagi hari. Ia biasanya menyingkirkan diri ke (gua) Hira’ dimana ia memuja (Allâh<br />

saja) berulang² selama berhari² dan bermalam². Dalam perjalanannya, ia biasanya<br />

membawa makanan dan lalu kemb<strong>ali</strong> kepada (isterinya) Khadijah untuk menjemput<br />

makanan untuk melanjutkan periode berikut (di gua Hira), sampai Kebenaran tiba²<br />

turun padanya saat ia berada dalam gua Hira. Malaikat datang padanya didalam<br />

wahyu tersebut dan memintanya (Muhammad yang buta huruf) untuk membaca.<br />

Nabi menjawab, “Saya tidak dapat membaca. Malaikat memegang saya (dengan<br />

keras) dan menekan saya begitu keras sampai saya tidak tahan lagi. Ia kemudian<br />

melepaskan saya dan sek<strong>ali</strong> lagi meminta saya agar membaca dan saya menjawab,<br />

“Saya tidak bisa membaca,” dan dengan itu ia kemb<strong>ali</strong> memegang saya dan menekan<br />

saya untuk kedua k<strong>ali</strong>nya sampai saya tidak tahan lagi. Ia kemudian membebaskan<br />

saya dan kemb<strong>ali</strong> meminta agar saya membaca, “Saya tidak tahu bgm membaca<br />

(atau, apa yang harus saya baca?).” Saat itu ia memegang saya untuk ketiga k<strong>ali</strong>nya<br />

dan menekan saya dan membebaskan saya dan mengatakan, “Bacalah: Dalam Nama<br />

Allâh yang Menciptakan (semua yang ada). Ia telah menciptakan manusia dari<br />

segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia ...” (Q 96:1-5)<br />

Lalu Rasulullah kemb<strong>ali</strong> dengan wahyu itu, otot² lehernya bergetar² dengan keras<br />

sampai ia menemui Khadijah dan mengatakan, “Selimuti saya! Selimuti saya!”<br />

Mereka menyelimutinya sampai seluruh ketakutannya padam dan lalu ia<br />

mengatakan, “O Khadijah, ada apa dengan saya?” Lalu ia menceritakan semua yang<br />

terjadi dan mengatakan, 'Saya khawatir bahwa sesuatu akan terjadi pada saya.’<br />

Khadijah mengatakan, 'Tidak mungkin! Namun berbahagialah, karena Allâh tidak<br />

akan pernah mempermalukanmu karena kau membina hubungan baik dengan sanak<br />

saudaramu, berbicara kebenaran, membantu fakir miskin dan melarat, melayani<br />

tamu²mu dengan murah hati dan membantu mereka yang memerlukan, yang<br />

dilanda bencana.”<br />

Khadijah lalu membawanya kepada (saudara sepupunya) Waraqa bin Naufal bin<br />

Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qusai. Waraqa adalah putera paman dari garis ayah,<br />

yaitu, kakak ayahnya, yang selama masa Pra-Islam menjadi seorang Kristen, ahli<br />

menulis abjad Arab dan menulis Injil dalam bahasa Arab sesuai dengan kehendak<br />

Allâh. Ia adalah orang tua dan kehilangan daya penglihatannya. Khadijah<br />

mengatakan kepadanya, “Ya saudaraku! Dengarkanlah cerita keponakanmu.”<br />

Waraqa mengatakan, “Ya keponakan! Apa yang kau lihat?” Nabi menggambarkan<br />

apa yang ia lihat.<br />

Waraqa mengatakan, “Ini adalah Namus yang sama (yaitu, Jibril, malaikat yang<br />

menyimpan rahasia²) yang dikirim Allâh kepada Musa. Seandainya saya masih muda<br />

dan bisa hidup pada jaman ketika rakyatmu … Waraqa menjawab ya dan<br />

mengatakan: “Belum pernah seseorang datang dengan sesuatu yang mirip dengan<br />

103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!