Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
ini, dia mengharapkan kekaguman, pujian, hormat dan perhatian terus menerus yang<br />
sepadan dengan kisah² dan pengakuan²nya yang aneh. Dia menafsirkan kemb<strong>ali</strong><br />
kenyataan untuk disesuaikan dengan khayalannya. Pemikirannya dogmatis, kaku dan<br />
bersifat mendoktrinasi. Dia tidak menyambut pikiran² bebas, plur<strong>ali</strong>sme, atau kebebasan<br />
berbicara dan tidak membolehkan kritik dan ketidak setujuan. Dia menuntut – dan<br />
sering mendapatkannya – kepercayaan sepenuhnya dan pemindahan kekuasaan kedalam<br />
tangannya semua keputusan². Dia paksakan kepada para pengikutnya agar<br />
memusuhi kritikan, pihak berwenang, institusi, musuh² pribadinya atau media – jika<br />
mereka mencoba membuka kedok tindakan²nya dan menguak kebenaran. Dia memonitor<br />
dari dekat dan menyensor informasi dari luar, memberikan pada para pengikutnya<br />
hanya data dan an<strong>ali</strong>sa yang sudah dia pilih².” 115<br />
Dengan menguraikan karakteristik sang narsisis, Vaknin, secara tidak sengaja dan<br />
dengan akurasi yang mengherankan telah menjelaskan benak Muhammad dan cara pikir<br />
Muslim. Para Muslim pada umumnya juga adalah orang² narsisis karena mereka<br />
berusaha meniru nabinya.<br />
Perbandingan Antara Islam dan Cult dari Sang Narsisis<br />
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cult (<strong>ali</strong>ran pemujaan) dari seorang narsisis.<br />
Pertama mari kita lihat apa yang Vaknin katakan tentang ini dan kemudian saya akan<br />
mengutip episode² dari kehidupan Muhammad dan membiarkan para pembaca untuk<br />
memutuskan apa semua itu bersesuaian atau tidak.<br />
Cult Narsisis adalah berupa “da’iyah” (karakteristik dari sebuah ajaran yang diberitakan<br />
kepada orang lain) dan “imperi<strong>ali</strong>stis” (kebijakan untuk mengembangkan kekuatan dan<br />
pengaruh satu negara melalui kolonisasi dan kekuatan militer. Dia selalu mencari² tenaga<br />
baru – teman² istrinya, teman² anaknya, tetangganya, teman sepekerjaan, dll. Dia langsung<br />
berusaha ‘merubah’ mereka kedalam ‘iman’nya – untuk meyakinkan mereka betapa indah dan<br />
mengagumkannya dia. Dengan kata lain, dia mencoba mengubah mereka menjadi sumber<br />
penyuplai Narsisistiknya.<br />
Sering, kelakuannya dalam “misi perekrutan” berbeda dengan kelakuannya didalam<br />
<strong>ali</strong>rannya sendiri. Dalam fase pertama pembujukan pengagum baru dan menarik masuk<br />
orang² yang berpotensi – sang narsisis selalu penuh perhatian, sayang, empati, fleksibel, tidak<br />
menonjolkan diri dan sangat penolong. Tapi dirumah, diantara para ‘veteran’, dia menjadi<br />
tirani, penuntut, cuek, berpendirian keras, agresif dan mengeksploitir.<br />
Sebagai pemimpin jemaahnya, sang narsisis merasa berhak atas fasilitas² spesial dan manfaat²<br />
dengan tidak mengikuti aturan orang. Dia mengharapkan untuk selalu dinanti-nanti, bisa<br />
memakai uang siapa saja dan memakai harta siapa saja dengan bebasnya dan bebas dari<br />
115 http://samvak.tripod.com/journal79.html<br />
88