You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
Cult (<strong>ali</strong>ran pemujaan) dari Seorang Narsisis<br />
Seorang narsisis membutuhkan pengagum. Dia menarik lingkaran khayal<br />
disekeliling dirinya, dimana dia menjadi pusatnya. Dia kumpulkan para fans dan<br />
pengikutnya kedalam lingkaran tersebut, menghadiahi mereka dan mendorong mereka<br />
untuk menjadi seorang penjilat terhadap dirinya. Mereka yang jatuh keluar lingkaran,<br />
dia anggap sebagai musuhnya. Vaknin menjelaskan:<br />
Seorang Narsisis adalah guru/pemimpin spiritual pada pusat sebuah pemujaan (cult). Seperti<br />
guru² lainnya, dia menuntut kepatuhan total dari jemaahnya: istrinya, anaknya, anggota<br />
keluarga lainnya, teman² dan kolega². Dia merasa berhak untuk dipuja dan diperlakukan<br />
spesial oleh para pengikutnya. Dia menghukum orang yang tidak patuh dan domba² yang<br />
tersesat. Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajaran²nya dan tujuan²nya. Semakin kurang<br />
prestasi yang dia capai dalam kenyataan – semakin keras penguasaannya dan semakin<br />
meresap pencucian otaknya.<br />
Kontrol dari orang² narsisis didasarkan pada kemenduaan, pendirian yang tidak dapat<br />
ditebak, ketidakjelasan dan penyalah gunaan situasi. 85 Tingkahnya yang berubah-ubah secara<br />
eksklusif mendefinisikan benar lawan salah, yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, apa<br />
yang harus dicapai dan apa yang harus dihindarkan. Dia sendiri menetapkan apa yang benar<br />
dan kewajiban² dari para pengikutnya dan mengubah-ubah mereka semau dia.<br />
Orang narsisis adalah seorang manajer mikro. Dia memaksa untuk mengatur semua rincian<br />
yang detil dan segala tindak-tanduk. Dia menghukum dengan kejam dan menganiaya mereka<br />
yang menahan informasi dan mereka yang gagal untuk memenuhi harapan dan tujuannya.<br />
Orang narsisis tidak menghormati batas² dan privasi dari para pengikutnya yang terpaksa.<br />
Dia mengabaikan harapan² mereka dan memperlakukan mereka sebagai objek atau alat untuk<br />
kepuasan diri. Dia berusaha untuk mengontrol baik situasi maupun orang²nya secara paksa.<br />
Dia dengan keras tidak menyetujui otonomi dan kemandirian orang lain. Bahkan aktivitas<br />
yang tidak berbahaya, seperti bertemu teman atau mengunjungi keluarga perlu mendapat<br />
ijinnya dulu. Pelahan, dia mengisolasi mereka yang dekat dengannya sampai mereka<br />
sepenuhnya tergantung pada dia secara emosional, seksual, finansial dan sosial.<br />
85 Penyalah gunaan situasi itu tersamarkan, tidak kentara, perlakuan tidak wajar yang kadang tidak terperhatikan oleh<br />
korbannya sendiri, hingga keadaan sudah terlamat. Penyalahgunaan situasi menembus dan meresap kedalam segala<br />
hal – tapi sulit untuk diken<strong>ali</strong> dan ditunjuk. Perlakuan ini berlaku mendua, mempengaruhi kondisi dan tersebar.<br />
Karenanya ia punya efek yang busuk dan merusak. Sejauh ini, perlakuan ini adalah yang p<strong>ali</strong>ng berbahaya dalam hal<br />
penganiayaan yang ada. Ini adalah akibat dari ketakutan – takut kekerasan, takut akan hal yang tidak diketahui, takut<br />
akan hal² yang tidak bisa diperkirakan, yang tak terduga dan sewenang-wenang. Ini dilakukan dengan melakukan<br />
petunjuk² samar, dengan menyesatkan, dengan bohong yang terus menerus – dan tidak perlu, dengan meragukan dan<br />
penghinaan yang gigih, dan dengan mengilhami suasana yang penuh kesuraman dan malapetaka (“gaslighting”).<br />
67