Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
adalah tidak. Bukan saja kebanyakan non-Muslim (terutama Barat) tidak tahu apa²<br />
tentang Islam, tapi banyak dari mereka yang benci budaya Kristen-Heleno mereka<br />
sendiri, dan berpihak pada siapa saja yang juga membenci hal yang sama.<br />
Ibn Ishaq menyampaikan sebuah kisah yang menjelaskan sifat Islam yang<br />
sebenarnya. Kisah ini tentang pengamatan Orwa terhadap pengikut² Muhammad. Dia<br />
mewakili masyarakat Quraish Mekah dan datang bertemu Muhammad di<br />
perkemahannya di Hudaibiyah, di daerah luar Mekah. Muhammad datang bersama<br />
1.500 Muslim bersenjata untuk melakukan ibadah haji di Mekah tahun itu, dan bagi<br />
orang Mekah hal ini merupakan unjuk senjata yang menantang mereka.<br />
Dalam pertemuan itu, Muhammad tampak tenang dan Abu Bakr bicara mewakili<br />
dirinya. Orwa yang tidak mempedulikan Abu Bakr, bersikap terus terang sesuai dengan<br />
adat Arab Bedouin, dan mengulurkan tangannya untuk menjamah jenggot Muhammad.<br />
Ini adalah tanda persahabatan dan kekeluargaan dan bukan tindakan menghina.<br />
“Minggir!” bentak seseorang sambil memukul tangan Orwa. “Singkirkan tanganmu dari<br />
Rasul Allâh!” Orwa tercengang oleh bentakan anak muda itu dan bertanya, “Siapakah<br />
kamu?” “Aku adalah keponakanmu, Moghira,” jawab anak muda itu. “Sungguh tak tahu<br />
budi!” tukas Orwa (yang dulu membayar uang darah atas beberapa pembunuhan yang<br />
dilakukan keponakannya tersebut), “padahal kemarin baru saja aku menebus<br />
nyawamu.”<br />
Orwa kaget atas kesetiaan dan pengabdian pengikut² Muhammad. Sekemb<strong>ali</strong>nya ke<br />
Mekah, dia melaporkan bahwa dia banyak melihat raja² seperti Khosrow, Caysar, dan<br />
Najashi, tapi dia belum pernah melihat perhatian dan rasa hormat yang begitu besar<br />
yang diterima Muhammad dari pengikutnya. “Mereka cepat² mengamankan air yang<br />
digunakannya untuk wudhu, menyimpan ludahnya, atau rambut yang jatuh dari<br />
kepalanya.” 293<br />
Dari kisah ini sudah jelas bahwa Muhammad menjadikan dirinya pusat<br />
penyembahan bagi <strong>ali</strong>ran ciptaannya. Dialah tuhan yang dikhotbahkannya sendiri.<br />
Ketaatan padanya sama dengan ketaatan pada Allâh dan menentangnya berarti<br />
menentang Allâh. Inilah yang memang diangan-angankan para narsisis dan psikopat –<br />
jadi reinkarnasi Tuhan. Muhammad menipu semua orang sampai dia mencapai takhta<br />
Allâh dan de facto menjadi Tuhan itu sendiri.<br />
Jeanne Mills menulis: “Aku heran karena tidak banyak perbedaan pendapat diantara<br />
anggota² gereja ini. Sebelum kami bergabung dalam gereja ini, Al dan aku bahkan tidak<br />
bisa setuju untuk memberi suara pada pemilu presiden. Tapi sekarang setelah kami<br />
bergabung dalam gereja Jim, dalam keluarga tidak lagi terdapat perdebatan². Tiada lagi<br />
pertanyaan siapa yang benar, karena Jimlah yang selalu benar. Ketika keluarga kami<br />
berkumpul untuk membicarakan masalah keluarga, kami tidak menanyakan pendapat<br />
masing² anggota keluarga. Tapi kami ajukan pertanyaan seperti ini pada anak², “Apakah<br />
293 Sirat Ibn Ishaq, p.823<br />
217