You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
Mao Ze Tung dan Joseph St<strong>ali</strong>n. Bahkan nama Niccolò Machiavelli juga tercantum dalam<br />
daftar itu. Bagaimana orang seperti Muhammad yang tidak berkemanusiaan bisa jadi<br />
orang yang p<strong>ali</strong>ng berpengaruh dalam sejarah? Dalam buku ini aku berusaha mengungkapkan<br />
jawaban pertanyaan ini lebih berhubungan dengan keadaan jiwa manusia<br />
daripada apa yang diperbuat Muhammad.<br />
Islam menyebabkan pertumpahan darah lebih banyak daripada sebab² lain di dunia.<br />
Menurut beberapa ahli sejarah, di India saja, lebih dari 80 juta orang dibunuh pedang<br />
Islam. Jutaan orang mati dibunuh di Persia, Mesir, dan banyak negara lain yang diserang<br />
penggarong Muslim, sewaktu ditaklukan dan sewaktu dijajah ber-abad² kemudian. Hal<br />
ini terus berlangsung sampai hari ini.<br />
Para Muslim sering membual, “Kami lebih cinta kematian daripada kehidupan.”<br />
Mereka membuktikannya dengan terjadinya ribuan serangan teroris di tahun² terakhir.<br />
Bagaimana mungkin Muhammad seorang diri mampu mempengaruhi begitu banyak<br />
orang, yang dengan senang hati mati baginya dan bahkan tidak ragu mengorbankan<br />
anak² mereka sendiri demi dia? Mengapa 25 dari 28 perang yang sedang berlangsung di<br />
dunia, ternyata melibatkan Muslim yang jumlahnya hanya seperlima jumlah manusia<br />
seluruh dunia? Berdasarkan statistik ini, Muslim secara kelompok punya kecenderungan<br />
33 lipat k<strong>ali</strong> lebih besar untuk menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar suatu<br />
masalah dibandingkan manusia² non-Muslim. Mengapa bisa demikian?<br />
Islam adalah hasil pikiran Muhammad. Muslim membaca kata²nya dalam Al-Qur’an<br />
dan hadis dan mengikuti semua perbuatannya secara seksama dalam hidupnya. Bagi<br />
mereka, dia adalah makhluk terbaik, manusia p<strong>ali</strong>ng sempurna, dan teladan yang patut<br />
dicontoh. Mereka percaya jika Muhammad melakukan sesuatu, tidak peduli sebiadab<br />
apapun, maka itu adalah tindakan yang benar. Tidak ada pertanyaan dan tidak ada<br />
masalah moral yang dipertanyakan.<br />
Buku ini menyampaikan dua masalah. Yang pertama adalah Muhammad menderita<br />
kelainan jiwa narsistik. Yang kedua adalah Muhammad menderita temporal lobe epilepsi.<br />
Ada kemungkinan Muhammad juga menderita sakit mental lainnya tapi kepribadian<br />
dan kelainan jiwanya menjelaskan keseluruhan fenomena yang dikenal sebagai Muhammad.<br />
Buku ini menunjukkan sejumlah besar bukti bahwa Muhammad memang sakit<br />
jiwa. Meskipun dia percaya akan tujuannya dan benar² tulus akan kesaksiannya, tapi dia<br />
tidak mampu membedakan khayalan dan kenyataan. Orang² saingannya dan yang kenal<br />
dekat dengannya memanggil Muhammad dengan julukan majnun (sinting, gila, kerasukan<br />
jin). Mereka akhirnya tunduk di bawah penindasannya dan suara mereka yang waras<br />
diberangus. Penemuan² baru tentang otak manusia akhirnya membela mereka. Tapi kita<br />
harus tetap ingat, walaupun menderita kelainan jiwa, seorang narsisis tetap sadar bahwa<br />
dia bohong dan dialah yang terlebih dahulu harus percaya akan kebohongannya sendiri.<br />
Meskipun buku ini tidak khusus ditulis bagi kaum Muslim, tapi aku menulisnya<br />
bagi mereka. Seperti yang dikatakan dalam pepatah Persia, aku bicara pada pintu agar<br />
tembok dapat mendengarnya. Cukup sudah disebut Muhammad adalah perampok,<br />
pembantai massal, gangster penggarong, pedofil, pembunuh, haus wanita, dll. Muslim<br />
telah mendengar semua itu, dan tetap percaya padanya tanpa berkedip. Anehnya,<br />
beberapa dari mereka yang membaca tulisan²ku di Internet berkata bahwa “iman Islam<br />
xiv