20.04.2013 Views

memahami-muhammad-ali-sina

memahami-muhammad-ali-sina

memahami-muhammad-ali-sina

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MEMAHAMI MUHAMMAD<br />

bersama-sama pengikutnya, sedangkan Muhammad jarang ikut berjuang aktif bersama²<br />

pengikutnya di medan tempur.<br />

Semua orang waras bisa dengan mudah melihat bahwa mengobarkan perang dan<br />

membunuhi orang² tak berdosa dalam nama Tuhan adalah tindakan orang sakit jiwa,<br />

tapi tidak demikian dalam pandangan Muslim, bahkan “moderat” sek<strong>ali</strong>pun. Jihad<br />

merupakan pilar utama Islam dan semua Muslim yang tidak setuju bukanlah Muslim<br />

lagi. Inilah sebabnya mengapa istilah “Muslim moderat” sebenarnya adalah menentang<br />

arti istilah itu sendiri (oxymoron). Tiada seorang Muslim pun yang dapat disebut<br />

moderat jikalau dia mengikuti ideologi yang memerintahkan pembunuhan terhadap<br />

non-Muslim. Perbedaan antara Muslim teroris dan Muslim moderat adalah Muslim<br />

teroris melakukan jihad saat ini juga, sedangkan Muslim moderat berpendapat mereka<br />

harus menunggu sampai menjadi lebih kuat dan baru setelah itu melakukan jihad. Pada<br />

prinsipnya, tiada seorang Muslim pun yang dapat tidak setuju dengan konsep jihad.<br />

Bagaimana mungkin semilyar orang waras percaya pada ajaran gila ini? Jawabannya<br />

bisa didapatkan di Jonestown.<br />

Osherow menulis: “Setelah Kenisah Rakyat pindah ke Jonestown, latihan bunuh diri<br />

yang disebut sebagai ‘Malam² Putih’ dilakukan berk<strong>ali</strong>-k<strong>ali</strong>. Latihan yang tampaknya<br />

gila ini dilakukan secara teratur, dan membuat anggota Kenisah Rakyat menjadi<br />

terbiasa.”<br />

Para anggota Kenisah Rakyat adalah orang² normal. Mereka tidak sakit jiwa atau<br />

gila. Akan tetapi, karena mereka meletakkan intelijen mereka di tangan orang gila, maka<br />

mereka pun mengikuti kegilaannya secara membuta.<br />

Osherow menulis: “Pembaca mungkin bertanya apakah latihan² bunuh diri ini<br />

membuat para anggota berpikir bahwa bunuh diri betulan akan benar² terjadi. Tapi ada<br />

banyak tanda bahwa mereka tahu bahwa di upacara akhir mereka minum racun<br />

sungguhan. Peristiwa puncaknya terjadi pada kedatangan politikus Ryan, munculnya<br />

beberapa orang yang murtad, para juru masak yang dulu tidak ikut serta latihan<br />

sekarang jadi ikut, Jones semakin marah, tertekan, dan tidak terduga, dan akhirnya,<br />

setiap orang melihat bayi pertama mati. Para anggota tertipu karena mereka tidak<br />

menyangka latihan k<strong>ali</strong> ini ternyata benar² mematikan.”<br />

Osherow menjelaskan di bawah keadaan seperti itu, orang² cenderung membenarkan<br />

tindakan mereka, termasuk melakukan kekerasan yang diperintahkan pemimpinnya.<br />

Tulisnya, “Contoh dramatis akibat pembenaran diri berhubungan dengan hukuman<br />

fisik yang diterapkan di Kenisah Rakyat. Seperti yang telah disebuntukan sebelumnya,<br />

ancaman pukulan dan hinaan, membuat para anggota tunduk pada perintah² Jones.<br />

Seseorang akan taat selama dia diancam dan diamati. Akan tetapi, untuk mempengaruhi<br />

seseorang, ancaman lunak terbukti lebih mujarab daripada ancaman keras 286 dan<br />

pengaruhnya tampak lebih lama. 287 Di bawah ancaman lunak, seseorang cenderung<br />

286 Aronson, E. , AND Carlsmith, J. M. Akibat ancaman keras pada pengamatan kelakuan terlarang. Journal of Abnormal<br />

and Social Psychology, 1963, 66. 584-588.<br />

287 Freedman, J. Akibat jangka panjang disonansi kognitif (melogiskan hal yang bertentangan). Journal of Experimental<br />

Social Psychology, 1965, 1, 145-155.<br />

208

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!