Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
halus, dengan berkata “tapi kita ini masih saudara.” Muhammad meyakinkan dia<br />
mereka hanya saudara dalam iman dan bahwa pernikahannya dengan anak kecil itu<br />
tidaklah haram. 104<br />
Dia lebih lanjut mengatakan padanya bahwa Aisha telah ditunjukkan padanya dua<br />
k<strong>ali</strong> dalam mimpi; dimana dia melihat seorang malaikat membawa Aisha kecil yang<br />
dibungkus kain. “Aku bilang (pada diriku sendiri), ‘Jika ini dari Allâh, maka ini harus<br />
terjadi.’” 105 Sekarang Abu Bakr tidak punya pilihan lain kecu<strong>ali</strong> meninggalkan Muhammad,<br />
orang yang telah dia beri banyak pengorbanan, mencela dia, menyebut dia<br />
pembohong, kemb<strong>ali</strong> keorang²nya sendiri dan mengakui pada mereka bahwa dia selama<br />
ini telah bodoh, atau, melakukan apapun yang Muhammad minta. Ini sering jadi pilihan<br />
yang sulit bagi para pemeluk <strong>ali</strong>ran pemujaan (cult). Mereka terjebak dan setelah<br />
mengorbankan begitu banyak untuk mengikuti guru mereka; b<strong>ali</strong>k kemb<strong>ali</strong> jadi pilihan<br />
yang lebih menyakitkan dibanding tunduk akan keinginan dan tuntutan pemimpin<br />
mereka. Abu Bakr memohon pada Muhammad untuk menunggu tiga tahun lagi<br />
sebelum melaksanakan pernikahan (yakni meniduri sibocah). Muhammad setuju, tapi<br />
sementara menunggu itu, dia menikahi Sauda dulu beberapa hari kemudian.<br />
Muhammad menciptakan sebuah harem yang terdiri dari banyak wanita. Dia<br />
mencoba menggantikan hilangnya ‘ibu penyenang’nya dengan setumpuk wanita muda.<br />
Dia terus menambah koleksi istri dan selirnya tapi tak satupun memenuhi kebutuhan<br />
kekanakannya seperti yang dilakukan oleh Khadijah. Dia butuh seorang ibu untuk<br />
mengurus ‘jiwa kekanak²an’nya, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh ‘istri² remaja’<br />
bagi seorang lelaki yang sebenarnya patut jadi kakek mereka.<br />
Keyakinan Muhammad Atas Tindakannya<br />
Dari awal masa mudanya, Muhammad menghadiri pasar malam yang diadakan<br />
secara berkala di Okaz, dimana orang², dari segala tempat bertemu untuk berdagang dan<br />
bersuka ria. Disana, para pengkhotbah Kristen membacakan kisah² nabi dari Bible<br />
mereka untuk menangkap para hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah²<br />
tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan dihargai adalah satu²nya pemikiran yang<br />
memenuhi benaknya. “Betapa hebat rasanya menjadi seorang nabi, menjadi orang yang<br />
dicintai dan ditakuti setiap orang,” itu yang dia pikirkan sambil mendengarkan kisah²<br />
tersebut. Sekarang, istrinya meyakinkan dia bahwa dia telah menjadi seorang nabi dan<br />
bahwa fantasinya telah menjadi kenyataan. Sepertinya Tuhan pada akhirnya memperhatikan<br />
dia dengan murah hati, telah memilih dia diantara semua orang dan mengangkat<br />
dia menyampaikan pesan²nya dan mengundang orang² untuk tunduk.<br />
Pikiran² yang ada dalam benak Muhammad semuanya mengenai hal yang besar².<br />
Malah ide besar dan keyakinannya yang teguh inilah yang membangkitkan para<br />
104 Sahih Bukhari 7.62.18 Diceritakan 'Ursa: Nabi meminta Abu Bakr untuk menikahi Aisha. Abu Bakr berkata “Tapi aku<br />
saudaramu.” Nabi berkata, “Kau saudara hanya dalam agama Allâh dan Kitabnya, tapi dia (Aisha) berhak bagiku untuk<br />
dinikahi.”<br />
105 Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 140<br />
82