Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
bahwa anak perempuannya inilah yang menjadi kebanggaan dan kebahagiaannya. Anak<br />
ini satu-satunya yang berhasil.<br />
Anak² yang dipuji dan ditempatkan ditempat tinggi oleh orang tua yang memujinya<br />
tumbuh dalam bayang² mereka. Mereka sering mengembangkan ‘co-dependency<br />
person<strong>ali</strong>ty disorder’. Mereka menjadi terobsesi oleh ayah mereka (atau ibu mereka) dan<br />
melihat fungsi mereka untuk membuat orang tua mereka terlihat hebat dimata orang<br />
lain. Mereka diharapkan jadi semacam ‘wunderkind’ (orang sukses).<br />
Dibawah tuntutan yang terus menerus meminta kemampuan lebih baik, sang anak<br />
menjadi tidak mampu mengembangkan pribadi mandirinya. Dia mencari pemenuhan<br />
untuk memuaskan kebutuhannya dari orang tua narsisis dan perfeksionis. Dia tidak<br />
merasa dicintai APA ADANYA, tapi dicintai karena dilihat BAGAIMANA prestasinya.<br />
Orang tua yang alkoholik mengeluarkan semua muatan emosinya pada sang anak,<br />
khususnya yang punya potensi. Dia mengharap anak itu untuk cemerlang dalam segala<br />
hal dan menggantikan kekurangan dan kegagalan dia sendiri.<br />
Co-dependent tidak dapat menemukan kepuasan dan kebahagiaan dari hubungan<br />
emosional yang normal dan sehat yang biasa terjadi diantara orang² sederajat. Hanya<br />
dalam kapasitas pemberi kesenangan dan menjadi penyenanglah orang co-dependent<br />
menemukan kebahagiaan mereka. Pasangan yang “cocok dan tepat” bagi orang codependent<br />
adalah seorang Narsisis yang sangat butuh pemuasan.<br />
Khadijah menolak para pelamarnya yang lebih dewasa dan sukses, jatuh cinta pada<br />
anak muda miskin yang sangat butuh baik uang maupun emosional. Co-dependent keliru<br />
mengartikan rasa cinta dan rasa kasihan. Mereka punya kecenderungan untuk<br />
‘mencintai’ orang yang seharusnya mereka kasihani dan bisa mereka selamatkan.<br />
Vaknin memakai istilah “self-effacing” (tidak menonjolkan diri sendiri) atau “inverted<br />
narcissism” (narsisisme terb<strong>ali</strong>k), untuk istilah co-dependency. Inilah apa yang dia katakan<br />
tentang hubungan co-dependent-narsisis: “Orang narsisis invert dikondisikan dan<br />
diprogram dari awal untuk menjadi teman sempurna bagi sang narsisis – untuk<br />
memberi makan Ego mereka, untuk secara murni menjadi kepanjangan tangan mereka,<br />
untuk mencari pujian dan pengelu-eluan dan jika hal itu menghasilkan pujian dan<br />
pemujaan yang lebih besar kepada sang narsisist.” 94<br />
Hal diatas menjelaskan kenapa seorang wanita sukses dan cantik seperti Khadijah<br />
tertarik pada seorang narsisis dan butuh uang seperti Muhammad. Meski orang ‘narsisis<br />
invert’ cenderung sukses dalam bisnisnya, hubungan mereka sering tidak sehat. Vaknin<br />
lebih lanjut menjelaskan: “dalam sebuah hubungan, narsisis invert berusaha untuk<br />
menciptakan kemb<strong>ali</strong> hubungan orangtua-anak. Sang narsisis invert berkembang dengan<br />
meniru/bercermin pada ‘kehebatan khayal’ sang narsisis dan ketika melakukannya sang<br />
narsisis invert itu sendiri mendapatkan suplai bagi ego narsisistiknya SENDIRI<br />
(ketergantungan sang narsisis pada sang invert akan suplai narsisistik sekundernya).<br />
Sang invert mesti punya bentuk hubungan sedemikian dengan sang narsisis demi merasa<br />
lengkap dan terpenuhi. Sang invert akan sudi bertindak sejauh yang dibutuhkan untuk<br />
94 http://samvak.tripod.com/faq66.html<br />
78