Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
menyalahi waktu, ini pada Zaid yang lalu menikahinya karena dia pikir pernikahannya<br />
itu sudah diatur disurga dan harus dia lakukan. Tapi sekarang, ketika Muhammad<br />
melihat tubuh setengah telanjang Zainab, dia lupa semua kisah² surganya, tentang<br />
perkawinan Zaid dan Zainab di surga. Tentu saja, tak seorangpun tahu selain dia bahwa<br />
seluruh kisah Mi’raj (kenaikan ke surga) itu hanya karangannya belaka.<br />
Pernikahannya pada Zainab, menantunya sendiri, mengagetkan orang bahkan para<br />
pengikutnya juga. Untuk mendiamkan mereka, lagi² sang Allâh keluar dari kantungnya<br />
dengan ayat yang mengatakan Muhammad bukanlah ayah siapapun tapi utusan Allâh<br />
dan Nabi Penutup (Q 33:40) Dia klaim bahwa pernikahannya dengan Zainab telah diatur<br />
tuhan untuk menunjukkan pada orang² bahwa adopsi anak itu hal yang buruk dan harus<br />
ditiadakan. Seperti yang anda lihat, hanya karena dia tidak bisa mengontrol birahinya,<br />
dia membuat Allâh palsunya bilang keorang² adopsi itu salah, menghilangkan harapan<br />
tak terhitung anak² yatim untuk mendapatkan kesempatan kedua bagi hidupnya.<br />
Tidakkah ini saja mendisku<strong>ali</strong>fikasinya sebagai utusan Tuhan? Bagaimana bisa Tuhan<br />
Maha Kuasa terhina oleh adopsi, yang mungkin menjadi salah satu tindakan p<strong>ali</strong>ng<br />
manusiawi dan mulia?<br />
Ada kisah menarik yang berhubungan dengan topik ini. Setelah Muhammad<br />
meniadakan adat kebiasaan adopsi, Abu Hudayfa dan istrinya Sahla, yang telah<br />
mengadopsi seorang anak bernama S<strong>ali</strong>m, mendatangi Muhammad untuk meminta<br />
nasihat. “Rasul Allâh, S<strong>ali</strong>m (budak yang dibebaskan oleh Abu Hudhaifa) tinggal<br />
bersama dirumah kita,” kata Sahla. “Dia telah mencapai puber sebagai seorang laki-laki<br />
dan telah tahu perihal seks seperti layaknya lelaki dewasa.” Sebagai jawabannya,<br />
Muhammad mengarang solusi yang ‘mengherankan’. “Susui dia,” katanya. “Bagaimana<br />
bisa kususui dia sedang dia sudah dewasa?” Tanya Salah terkejut. Muhammad<br />
tersenyum dan berkata: “Aku tahu dia sudah jadi lelaki muda.” Malah S<strong>ali</strong>m sudah<br />
cukup umur untuk ikut dalam peperangan di Badar. Dalam hadits lain, ada yang<br />
menceritakan bahwa setelah pernyataan Salah itu, Muhammad tertawa terbahak-bahak.<br />
123<br />
Menurut Muhammad, dengan menyusui telah ditetapkan hubungan satu tingkat<br />
antara anak-ibu, meskipun bila seorang wanita menyusui seorang anak yang bukan anak<br />
biologisnya. Dr. Izzat Atiya dari Universitas Al-Azhar Mesir, salah satu institusi Sunni<br />
Islam yang p<strong>ali</strong>ng terkenal, yang terilhami oleh hadits ini, menawarkan cara lain untuk<br />
mengatasi pemisahan ruangan untuk yang berbeda jenis kelamin ditempat kerja. Dia<br />
mengeluarkan sebuah fatwa (aturan religius yang harus diikuti) yang mengijinkan para<br />
wanita untuk menyusui teman kerjanya yang lelaki “langsung dari payudaranya”<br />
sedikitnya lima k<strong>ali</strong> untuk menjadikan adanya ikatan keluarga dan dengan demikian<br />
mereka diijinkan untuk berdua dalam satu ruangan ditempat kerja. “Menyusui seorang<br />
dewasa bisa mengakhiri masalah pertemuan/rapat dalam tempat kerja dan tidak<br />
melarang pernikahan.” Aturnya. “Seorang wanita ditempat kerja bisa melepas<br />
kerudungnya atau memperlihatkan rambutnya didepan seseorang yang telah dia susui.”<br />
123 Sahih Muslim 8.3424, 3425, 3426, 3427, 3428<br />
96