Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
dengan demikian diperparah oleh pemanjaan berlebihan dari kakeknya. Dia seakan lebih<br />
dipastikan lagi sebagai orang spesial, unik dan luar biasa.<br />
Setelah kematian Abdul Mutt<strong>ali</strong>b, pamannya yang baik hati, Abu T<strong>ali</strong>b, juga memperlakukannya<br />
berbeda dari yang lain. Statusnya sebagai yatim, tanpa orang tua atau<br />
saudara, mengundang rasa simpati. Baik kakek maupun pamannya terlalu memanjakan<br />
dan menurut pada dia. Mereka gagal menerapkan disiplin yang cukup padanya. Semua<br />
keluar biasaan ini menyumbang pada perkembangan pribadi narsisistiknya. Pakar<br />
psikologi J. D. Levine dan Rona H. Weiss menulis:<br />
Seperti kita ketahui, dari sudut pandang fisiologi, bahwa seorang anak perlu diberi makanan<br />
secukupnya, yang dia perlukan untuk melindungi dari temperatur yang ekstreme, dan bahwa<br />
atmosfir yang dia hirup harus berisi oksigen yang cukup, jika tubuhnya mau menjadi kuat<br />
dan ulet, jadi kita juga tahu, dari sudut pandang psikologi yang lebih dalam, bahwa dia<br />
memerlukan suasana yang empatik, khususnya, sebuah suasana yang menjawab (a)<br />
kebutuhan agar keberadaannya diakui dalam semangat kesenangan orang tuanya dan (b)<br />
kebutuhan untuk bersatu kedalam ketenangan yang meyakinkan dari orang dewasa yang<br />
lebih kuat, jika dia dirinya mau menjadi teguh dan ulet. 91<br />
Muhammad mendapat pengalaman diabaikan dan disia-siakan pada enam tahun<br />
pertama kehidupannya, dan pemanjaan yang berlebihan setelah itu. Keadaan dia ini<br />
dengan demikian membuatnya matang dan kondusif untuk menjadi seorang narsisis.<br />
Muhammad tidak pernah membicarakan ibunya. Jika dia pernah membicarakannya,<br />
pastilah ada tercatat dalam hadis. Dia kunjungi makam ibunya setelah menaklukan<br />
Mekah, tapi dia menolak untuk berdoa baginya. Apa tujuan dari kunjungannya<br />
itu? Mungkin ini adalah usaha untuk memulihkan nama baiknya, sebuah cara untuk<br />
membuktikan pada ibunya bahwa meski dia disia-siakan, dia telah berhasil. Dilain pihak<br />
dia ingat kakeknya, yang menghujaninya dengan cinta dan memberinya kelimpahan<br />
pujian bagi jiwa narsisisnya, dengan penuh sayang.<br />
Para psikologis mengatakan pada kita bahwa lima tahun pertama kehidupan<br />
seorang anaklah yang membentuknya atau merusaknya. Kebutuhan emosional<br />
Muhammad dimasa lima tahun pertama kehidupannya tidak dipenuhi. Dia membawa<br />
kenangan menyakitkan akan tahun² kesepian karena diabaikan dan disia-siakan kedalam<br />
masa dewasa dan masa tua. Dia tumbuh dengan kegelisahan dan punya rasa pengertian<br />
terhadap dirinya sendiri yang berfluktuasi, sebuah kelemahan yang dia coba<br />
sembunyikan dengan melebih²kan kesombongan lewat pertumbuhan rasa punya hak,<br />
keagungan, kekurangan empati dan ilusi superioritas.<br />
Muhammad memilih tuhan sebagai pasangannya. Sekutu khayalannya ini maha<br />
kuasa dan maha kuat. Ini membuat dirinya kuat tanpa batas. Dia satu²nya yang punya<br />
akses langsung ke Allâh dan dialah satu-satunya penguasa dibumi. Agar yakin tak<br />
91 J. D. Levine and Rona H. Weiss. The Dynamics and Treatment of Alcoholism. Jason Aronson, 1994<br />
75