You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
sukar bereaksi keras terhadap larangan ringan, dan dia cenderung mengubah<br />
kelakuannya untuk membenarkan reaksi dirinya yang tidak melawan. Ancaman keras<br />
menghasilkan sikap tunduk, tapi hal ini hanya sikap luar, sedangkan dalam dirinya<br />
tidak terjadi perubahan sikap. Reaksi yang berbeda terjadi ketika tidak jelas apakah<br />
suatu tindakan diharapkan pada seseorang. Pada saat seseorang merasa dia berperan<br />
aktif dalam menyakiti orang lain, dalam dirinya muncul motivasi yang membenarkan<br />
tindakan kejamnya terhadap korban karena merasa korban sudah selayaknya<br />
dihukum. 288<br />
Keterangan ini sangatlah penting. Di Jonestown para anggota sendiri akan mencela<br />
rekan mereka yang tidak tunduk, terutama sanak keluarga mereka, dan menghukum<br />
mereka. Tindakan kejam bagi orang normal terasa sangat mengganggu. Untuk<br />
mengurangi sakitnya nurani mereka sendiri, maka mereka mencoba merasionalkan<br />
kekejeman mereka dengan menyalahkan korban dan menganggap korban layak<br />
dihukum. Muslim diwajibkan memerangi non-Muslim dan bahkan orangtua, saudara,<br />
sanak keluarga mereka yang non-Muslim. Tindakan kekerasan dan kekejaman mereka<br />
itu dihalalkan dan dirasionalkan. Muslim diajar bahwa kekerasan terhadap non-Muslim<br />
dan sikap tak bertoleran itu sesuai dengan keinginan Illahi dan hukum suci Islam. Hal<br />
ini tidak hanya dapat diterima Muslim tapi diminati pula. Ketika Muslim menyerang<br />
orang² tak bersalah dan membantai mereka, Muhammad meyakinkan mereka dengan<br />
berkata, “Bukan k<strong>ali</strong>an yang melakukannya; tapi Allâh yang melakukannya.”<br />
Wartawan BBC bernama James Reynolds mewawancara Hussam Abdo, usia 15<br />
tahun, pembom bunuh diri yang agak menderita mental terbelakang yang tertangkap di<br />
pos pemeriksaan Israel. Dia ditanyai: “Ketika kau mengenakan sabuk bom itu, apakah<br />
kau benar² tahu ke mana kau akan pergi dan membunuh orang², bahwa kau akan<br />
mendatangkan banyak penderitaan terhadap para ibu dan bapak, bahwa kau akan<br />
melakukan pembunuhan massal? Apakah kau benar² mengetahui hal itu?”<br />
Hussam menjawab:<br />
“Ya. Sama saja seperti mereka datang dan membuat para orangtua kami sedih dan menderita,<br />
maka mereka pun harus merasakan hal ini. Sama seperti yang kami rasakan – mereka pun<br />
harus merasakan hal ini pula.”<br />
Dia ditanya, “Apakah kau takut mati?”<br />
Jawabannya sama dengan yang dikatakan pengikut Jones di menit² terakhir hidup mereka.<br />
“Tidak. Aku tidak takut mati.”<br />
“Kenapa?”<br />
“Tiada yang hidup selamanya. Kita semua akhirnya akan mati.”<br />
Sebuah kisah disampaikan oleh Abu Hodhaifa yang adalah Muslim Mekah usia<br />
muda yang ikut dalam perang Badr. Ayahnya ada di pihak lawan yakni Quraish.<br />
Dilaporkan bahwa Muhammad memerintahkan pengikutnya untuk tidak membunuh<br />
Abbas, pamannya sendiri, yang juga berada di pihak Quraish. Hodhaifa menaikkan<br />
288 Davos, K., AND Jones, E. Changes in interpersonal perception as a means of reducing cognitive dissonance. Journal<br />
of abnormal and Social Psychology, 1960, 61, 402-410.<br />
209