You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
Apa yang dilihat Muhammad berada dalam kepalanya sendiri, mengikuti<br />
kemanapun matanya bergerak. Gambar pada sampul buku saya ini menunjukkan Jibril<br />
menampakkan diri di berbagai tempat pada saat yang sama. Namun, ini bukan cara<br />
Muhammad menjelaskan apa yang dilihatnya. Apa yang dilihatnya bisa digambarkan<br />
sebagai halu<strong>sina</strong>si visual. Ini terjadi pada berbagai kondisi non-psikiatri termasuk<br />
cerebral lesions, sensory deprivation, the administration of psychedelics & migraine.<br />
Ada halu<strong>sina</strong>si yang bersifat sederhana,yaitupasien melihat <strong>sina</strong>r, warna atau<br />
bentuk² geometris. Macam halu<strong>sina</strong>si ini sering timbul dalam Occipital Lobe Epilepsy.<br />
Delusi dan halu<strong>sina</strong>si yang complex, seperti yang dialami Muhammad terjadi pada<br />
serangan temporal lobe & kelainan neurologist lain seperti Parkinson’s disease & Creutzfeldt–<br />
Jakob disease. Halu<strong>sina</strong>si² ini biasanya gambaran sangat jelas dari binatang, manusia atau<br />
sosok² mitologis seperti malaikat, jin 145 dan mahluk luar angkasa (extraterrestrials).<br />
Mereka bisa datang lewat pendengaran, perasaan dimulut dan bahkan dalam mimpi<br />
(auditory, gustatory, olfactory and even somatosensory hallucinations).<br />
Halu<strong>sina</strong>si² somatosensory dan kinesthetic biasanya diasosiasikan dengan kejang²<br />
temporal lobe. Ini menjelaskan pengalaman Muhammad di gua Hira’ saat ia merasakan<br />
bahwa Jibril menggenggamnya dengan sebegitu kuat sampai ia kesakitan dalam perut<br />
bagian bawah (abdomen) sampai ia menyangka ia akan mati.<br />
Periset sains, Scott Atran, menjelaskan, “Sudden alterations of activity in the<br />
hippocampus and amyangdala can affect auditory, vestibular, gustatory, tactile, olfactory<br />
perceptions and lead to hallucinations involving voices or music, feelings of sway or physical<br />
suspension, the tastes of elixirs, burning or caressing, the fragrance of Heaven or the stench of<br />
Hell. For example, because the middle part of the amyangdala receives fibers from the olfactory<br />
tract, direct stimulation of that part of the amyangdala will flood co-occurring events with strong<br />
smells. In religious rituals, incense and fragrances stimulate the amyangdala so that scent can be<br />
used to focus attention and interpretation on the surrounding events. In temporal-lobe epilepsy,<br />
the sudden electrical spiking of the area infuses other aspects of the epileptic experience with an<br />
odorous aura.” 146<br />
Muhammad menggambarkan Jibril sebagai memiliki 600 sayap. Inipun sulit<br />
dibayangkan. Buraq, kuda yang ditumpanginya pada malam ia terbang ke Yerusalem<br />
dan kesurga, memiliki kepala manusia dan sayap burung rajaw<strong>ali</strong>. Kecu<strong>ali</strong> orang<br />
bersedia percaya dalam absurditas ini, jelaslah bahwa Muhammad sedang halu<strong>sina</strong>si.<br />
Sejarawan dan akademisi Muslim dari Mesir, Haykal, menggambarkan surga² yang<br />
didatanginya. Surga pertama terbuat dari perak murni dan bintang² bergelantungan dari<br />
atapnya dengan rantai emas.” (Ini menunjukkan bahwa Muhammad tidak memiliki<br />
pengertian apapun tentang sifat bintang. Ia menyangka bintang² sebagai mirip lampu²<br />
pohon natal yang bergelantungan dari atap langit. Ini memang konsisten dengan teori<br />
kosmologi Ptolemy yang dipercaya luas pada jaman itu). Pada setiap bintang ada<br />
malaikat yang berjaga² untuk menghindari gendruwo naik kedalam tempat² suci dan<br />
145 Often mischievous form of spirits in Arab mythology, capable of appearing in human and animal forms.<br />
146 Scott Atran, NeuroTheology: Brain, Science, Spiritu<strong>ali</strong>ty, Religious Experience by Chapter 10<br />
http://jeannicod.ccsd.cnrs.fr/docs/00/05/32/82/RTF/ijn_00000110_00.rtf<br />
108