Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
Muhammad menciptakan sistem yang p<strong>ali</strong>ng kuat untuk mengontrol manusia dan<br />
pikiran² mereka, kontrol yang berlangsung selama 1400 tahun. Jika kontrol ini tidak<br />
diubah, maka hal ini akan terus berlangsung selamanya, menggerogoti dan<br />
menghancurkan hak azasi manusia yang utama yakni kebebasan berpikir dan<br />
memutuskan sendiri.<br />
Menyinggung mereka yang punya alasan kuat dan tidak dihukum seperti ketiga<br />
orang tersebut, Muhammad menulis ayat² berikut:<br />
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allâh, apabila kamu<br />
kemb<strong>ali</strong> kepada mereka, supaya kamu berp<strong>ali</strong>ng dari mereka. Maka berp<strong>ali</strong>nglah dari<br />
mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahanam;<br />
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.<br />
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu rida kepada mereka. Tetapi jika<br />
sekiranya kamu rida kepada mereka, maka sesungguhnya Allâh tidak rida kepada<br />
orang² yang fasik itu. (Q 9:95-96)<br />
Muhammad tidak bisa tahu apakah alasan² orang ini benar atau tidak, sehingga<br />
dengan peringatan ini, dia mengancam mereka yang berbohong padanya dengan<br />
hukuman illahi yang berat. Kontrol pikiran ini mujarab selama orang tetap mudah ditipu<br />
untuk percaya pada kebohongan² pemimpin <strong>ali</strong>ran sesat. Begitu orang berhenti percaya<br />
kebohongan pemimpin narsisis, maka pemimpin itu kehilangan kontrol sama sek<strong>ali</strong>. Saat<br />
ini para Muslim masih di bawah kontrol Muhammad karena mereka mempercayainya.<br />
Rasa takut ancaman neraka telah melumpuhkan kemampuan mereka untuk berpikir.<br />
Pikiran untuk meragukan Muhammad membuat bulu kuduk mereka merinding dan<br />
mereka lalu cepat² melupakan pikiran itu.<br />
Osherow menulis: “Mari mundur selangkah dulu. Proses pergi ke Jonestown<br />
tentunya tidaklah mudah, karena beberapa hal terjadi secara bersamaan. Misalnya, Jim<br />
Jones punya kekuatan untuk mengancam melakukan hukuman apapun yang<br />
diinginkannya di Kenisah Rakyat, dan terutama di saat akhir, di suasana brutal dan teror<br />
tersebar di Jonestown. Tapi Jones secara hati² mengontrol bagaimana hukuman<br />
dilaksanakan. Dia seringk<strong>ali</strong> memanggil anggotanya untuk setuju menerima pukulan².<br />
Mereka diperintah untuk bersaksi di depan jemaat, anggota bertubuh besar disuruh<br />
memukul anggota bertubuh lebih kecil, para istri atau pacar dipaksa menghina<br />
pasangannya secara seksual, dan orangtua² diminta setuju dan ikut membantu<br />
memukuli anak² mereka (Mills, 1979; Kilduff and Javers, 1978). Hukumannya semakin<br />
lama semakin sadis, pukulan semakin keras sampai anggotanya pingsan dan menderita<br />
memar² selama berminggu-minggu. Donald Lunde adalah ahli jiwa yang mengamati<br />
tindakan² yang sangat brutal dan dia menjelaskan: ‘Begitu kau melakukan sesuatu yang<br />
besar, sangat sukar mengaku bahkan pada dirimu sendiri bahwa kau telah melakukan<br />
kesalahan, dan secara tak sadar kau akan berusaha keras untuk merasionalkan apa yang<br />
telah kau lakukan. Ini adalah mekanisme bela diri yang cerdik yang dimanfaatkan oleh<br />
pemimpin² berkarisma.” (Newsweek, 1978a)<br />
213