Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
terdengar jujur dan pembunuhan kedengaran lebih terhormat dan memberi kesan padat<br />
pada sesuatu yang sebenarnya hanya angin belaka.” 223<br />
Kenapa kebohongan besar begitu meyakinkan? Ini karena orang awam umumnya<br />
tidak berani berbohong gila²an/besar. Dia takut tidak akan dipercaya dan diejek. Karena<br />
tiap orang pernah mendengar atau mengatakan bohong ‘putih’, maka kebanyakan orang<br />
akan menyadari kebohongan itu jika mendengarnya. Kebohongan besar begitu gila²an<br />
hingga sering mengagetkan pendengarnya. Kebanyakan orang tidak siap memprosesnya<br />
dengan benar. Ketika sebuah kebohongan begitu kolosal, orang awam jadi bertanyatanya<br />
kok bisa orang punya keberanian dan kenekatan mengatakan hal demikian.<br />
Mereka disisakan dengan dua keputusan sulit yang ektrim, yaitu: orang yang bilang ini<br />
pastilah gila, tukang tipu, atau… dia mesti bicara benar. Sekarang, bagaimana jika dalam<br />
bidang apapun, anda menghormati orang ini, menghormati karismanya atau<br />
berkomitmen padanya, anda tidak akan mampu menolaknya dan tidak akan mampu<br />
menerima fakta bahwa mungkin dia benar² gila, seorang yang sakit jiwa. Lalu anda<br />
paksa diri anda untuk percaya apapun yang dia katakan meskipun jika hal itu tidak<br />
masuk akal.<br />
Kebohongan yang besar membuat kacau pengukuran akal sehat kita. Ini sama saja<br />
dengan menimbang barang yang beratnya berton-ton dengan timbangan kiloan.<br />
Timbangan itu akan rusak dan berhenti menunjuk ukuran yang benar. Dengan begitu,<br />
Hitler benar. Kebohongan besar sering lebih bisa dipercaya daripada kebohongan yang<br />
biasa.<br />
Ketika Muhammad menceritakan kisah kenaikan ke surga tujuh, Abu Bakr awalnya<br />
terperanjat. Dia tidak tahu musti bagaimana. Ini sangat gila. Dia cuma punya dua<br />
pilihan: mengakui bahwa teman p<strong>ali</strong>ng dipercayanya, yang sangat dia hormati dan yang<br />
telah dia ikuti dengan pengorbanan yang besar, adalah orang gila, atau percaya kisah<br />
fantastisnya dan percaya apa saja yang mungkin akan dia katakan. Tidak ada jalan<br />
tengah baginya.<br />
Ibn Ishaq berkata ketika Muhammad menceritakan perjalanannya, “banyak Muslim<br />
meninggalkan kepercayaan Islam mereka. Sebagian lagi menemui Abu Bakr dan berkata,<br />
“Apa pendapatmu tentang temanmu itu? Dia mengaku telah pergi ke Yerusalem<br />
semalam, sholat disana lalu kemb<strong>ali</strong> lagi ke Mekah!” Dia tuduh mereka berbohong,<br />
Muhammad tidak akan berkata begitu, tapi kata mereka dia sekarang lagi di mesjid,<br />
cerita pada orang². Abu Bakr tertegun dan lalu berkata, “jika dia bilang begitu, maka itu<br />
benar. Kenapa heran? Dia pernah bilang berkomunikasi dengan Allâh, dari langit ke<br />
bumi, wahyu datang padanya siang atau malam, dan saya percaya dia. Itu jauh lebih<br />
luar biasa dari apa yang kau ceritakan sekarang!” 224<br />
Logikanya sangat sempurna. Pada dasarnya apa yang Abu Bakr katakan adalah<br />
bahwa sek<strong>ali</strong> kamu telah melepaskan akal sehatmu dan percaya pada kemustahilan,<br />
kamu bisa percaya apa saja. Sek<strong>ali</strong> saja kau biarkan dirimu dibodohi, maka kau harus<br />
223 Politics and the English Language 1946 http://www.resort.com/~prime8/Orwell/patee.html<br />
224 Sira Ibn Ishaq:P 183<br />
162