Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
tahun 9 bulan dan masih bermain dengan bonekanya. Muhammad mengaku dapat<br />
‘wahyu’ terbaik ketika tidur di bawah satu selimut dengan anak perempuan kecil ini. Di<br />
puncak kekuasaannya, Muhammad melihat anak perempuan b<strong>ali</strong>ta dan mengatakan<br />
pada orangtua anak itu bahwa dia ingin mengawininya jikalau anak itu sudah tumbuh<br />
besar. Untunglah bagi anak itu, Muhammad mati tak lama setelah mengatakan hal itu.<br />
Muhammad mengambil wanita² remaja sebagai hadiah pribadi dari Allâh tatkala<br />
melakukan penyerangan² dan menghabisi suku² dan membunuhi sanak keluarga<br />
mereka. Dia menjadikan para wanita remaja itu sebagai budak seks di haremnya.<br />
Tentu saja, banyak Muslim awal yang heran andaikata Muhammad itu rasul tuhan,<br />
mengapa tindakannya sangat jauh dari suci. Kita tidak bisa menyamaratakan bahwa<br />
Arab kuno tidak punya nurani sama sek<strong>ali</strong> dan tidak tahu apa yang dilakukan<br />
Muhammad adalah salah. Akan tetapi, jika mereka ragu, mereka tidak berani<br />
menyatakan hal itu. Muslim takut akan ancaman dan hukuman. Mereka yang tidak<br />
setuju cepat² disingkirkan.<br />
Di satu kejadian, Muslim mujahirin (Muslim suku Quraish yang hijrah dari Mekah<br />
ke Medina sebagai pendatang), berkelahi dengan orang² Medina ketika menjarah sebuah<br />
kota. Abdullah ibn Ubayy, orang Medina yang menyelamatkan Banu Nadir dari niat<br />
pembantaian Muhammad, merasa marah. Dia berkata, “Apakah k<strong>ali</strong>an sebenarnya<br />
melakukan hal ini? Mereka bertengkar dengan kepentingan kita, mereka berjumlah lebih<br />
banyak di tempat kita sendiri, dan tiada yang begitu cocok bagi kita dan gelandangan<br />
Quraish seperti yang dikatakan orang kuno ‘Beri makan anjing dan anjing itu akan<br />
melahapmu.’ Demi Allâh, jika kita kemb<strong>ali</strong> ke Medina, yang kuat akan mengusir yang<br />
lemah.” Lalu dia pergi ke orang²nya yang berada di sana dan berkata, “Inilah yang kau<br />
lakukan terhadap dirimu. Kau biarkan mereka menguasai tanahmu, dan kau bagi<br />
kekayaanmu dengan mereka. Jikalau kau simpan kekayaanmu bagi dirimu, maka<br />
mereka sudah pergi ke tempat lain.” Ketika berita ini didengar Muhammad, dia<br />
berkeputusan untuk membunuh Ibn Ubayy. Tatkala mendengar hal ini, putra Ibn Ubayy<br />
yang telah masuk Islam datang kepada Muhammad dan berkata padanya, “Kudengar<br />
kau ingin membunuh ‘Abdullah b. Ubayy karena mendengar apa yang diucapkannya.<br />
Jika kau harus melakukan hal itu, maka perintahkanlah aku untuk melakukan hal itu<br />
dan aku akan bawah kepalanya, karena suku al-Khazraj tahu tiada seorang pun yang<br />
lebih berbakti kepada ayahnya selain aku. Aku takut jika kau memerintahkan orang<br />
untuk membunuhnya, jiwaku tidak akan mengijinkan aku melihat pembunuh ayahku<br />
berjalan diantara orang² dan aku akan bunuh dia, dan karenanya aku membunuh orang<br />
beriman (Muslim) gara² orang tak beriman (kafir), dan akibatnya aku akan masuk<br />
neraka.” 237<br />
Abdullah ibn Ubayy adalah orang besar bagi masyarakatnya, dan orang² Medina<br />
menghormatinya. Ini adalah keadaan yang sulit. Memerintahkan seorang anak laki<br />
untuk membunuh ayah sendiri, yang orang penting seperti ibn Ubbay, dapat<br />
mengakibatkan keadaan yang tidak merugikan bagi Muhammad. Bagaimana jika anak<br />
237 Ibn IshaQ Sira<br />
177