You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEMAHAMI MUHAMMAD<br />
dengannya ketika dia memiliki istri² yang lebih cantik dan muda, 46 semua istri²nya<br />
berusia remaja atau awal dua puluh tahunan dan dia sendiri berusia sekitar lima puluh<br />
dan enam puluh tahunan. Sejarawan Tabari 47 mengisahkan bahwa Muhammad meminta<br />
Hind bint Abu T<strong>ali</strong>b, sepupunya sendiri, untuk menikah dengannya tapi ketika Hind<br />
mengatakan dia punya anak, Muhammad tidak mau lagi. Muhammad juga meminta<br />
wanita lain bernama Zia’h bint Aamir untuk menikah dengannya, tapi ketika Zia’h<br />
menyebut umurnya, Muhammad berubah pikiran. 48<br />
Seorang Muslim bernama Jarir ibn Abdullah mengisahkan suatu k<strong>ali</strong> Muhammad<br />
bertanya padanya, “apakah kau telah menikah?” Dia mengiyakan. Muhammad lalu<br />
bertanya, “Perawan atau janda?” Dia menjawab, “Aku menikahi seorang janda.” Lalu<br />
Muhammad berkata, “Mengapa tidak menikah dengan perawan saja agar kau bisa<br />
bermain dengannya dan dia denganmu?” 49<br />
Bagi Muhammad, wanita tidak lebih daripada obyek seks belaka. Wanita tidak lebih<br />
daripada barang kepunyaan. Fungsi wanita adalah untuk menyenangkan suami² mereka<br />
dan melahirkan anak²nya.<br />
Perkosaan<br />
Muhammad mengijinkan tentaranya untuk memperkosa para wanita yang ditawan<br />
dalam penyerangan² yang dilakukan Muslim. Akan tetapi, setelah menangkap para<br />
wanita itu, para Muslim menghadapi dilema. Mereka ingin berhubungan seks dengan<br />
mereka tapi lalu ingin mendapat uang tebusan sandera dan tidak ingin membuat wanita²<br />
itu hamil. Beberapa dari wanita² ini sudah menikah. Suami² mereka ada yang berhasil<br />
menyelamatkan diri ketika tiba² diserang dan mereka masih hidup. Tentara Muslim<br />
berpikir untuk melakukan azl atau coitus interruptus (mengeluarkan sperma diluar<br />
tubuh wanita). Karena tidak yakin apa yang harus dilakukan, mereka datang kepada<br />
Muhammad untuk minta nasehat. Ini yang dilaporkan Bukhari:<br />
Abu Saeed berkata: “Kami pergi bersama Rasul Allâh ke Ghazwa tempat Banu Al-<br />
Must<strong>ali</strong>q dan kami menerima tawanan² diantar tawanan² Arab dan kami berhasrat<br />
pada wanita² dan sukar untuk tidak berhubungan seks dan kami senang melakukan<br />
azl. Maka ketika kami hendak melakukan azl, kami berkata, ‘Bagaimana kami bisa<br />
melakukan azl sebelum bertanya pada Rasul Allâh yang ada diantara kita?’ Kami lalu<br />
bertanya padanya dan dia berkata, ‘Lebih baik jangan lakukan itu, karena jikalau<br />
46 Aisha mengisahkan bahwa Sauda melepaskan jatah gilirannya siang dan malam bagi Aisha untuk bermesraan<br />
dengan Rasul Allâh [Bukhari Volume 3, Book 47, Number 766]<br />
47 Muhammad ibn Jarir al-Tabari (838–923) adalah salah satu sejarawan Persia yang p<strong>ali</strong>ng terkemuka dan terkenal dan<br />
penafsir Qur’an, karyanya yang p<strong>ali</strong>ng terkenal adalah Tarikh al-Tabari dan Tafsir al-Tabari.<br />
48 Tabari dalam bahasa Persia, Vol. IV, hal. 1298.<br />
49 Bukhari Volume 3, Book 34, Number 310:<br />
42