02.07.2013 Views

Patiseri Jilid 2.pdf

Patiseri Jilid 2.pdf

Patiseri Jilid 2.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ser). Demikian juga pemakaian mesin (mixer) yang terlalu lama untuk<br />

mengaduk roti menimbulkan panas yang akan meningkatkan<br />

suhu adonan sehingga mengurangi aktivitas ragi (yeast). Air es berfungsi<br />

untuk menjaga agar suhu adonan sesuai/cocok untuk aktivitas<br />

ragi. Bila suhu adonan melebihi 30°C, maka aktivitas ragi akan berkurang<br />

sehingga fermentasi roti akan semakin lama. Akibatnya aroma<br />

roti menjadi asam, serat roti kasar, mudah keras, dan roti menjadi<br />

tidak tahan lama.<br />

Proses penggunaan air dalam pembuatan roti maksimum<br />

60% dan pH air yang digunakan berkisar 5,5 – 6. Apabila pH air terlalu<br />

rendah (asam) maka akan mengganggu aktivitas ragi dan gluten<br />

akan semakin kuat sehingga ragi tidak dapat mereduksi tepung.<br />

3. Yeast atau ragi.<br />

Roti tidak akan mengembang tanpa menambahkan yeast atau ragi<br />

ke dalam adonan. Jenis yeast yang digunakan adalah golongan khamir<br />

jenis Saccharomyces Cerevisiae. Mikroorganisme bersel satu inilah<br />

yang bekerja selama proses fermentasi, selama proses fermentasi<br />

yeast merubah karbohidrat dan gula menjadi gas karbondioksida<br />

(CO2) dan alkohol dalam bentuk etanol. Zat inilah yang menjadikan<br />

adonan mengembang, terbentuk serat-serat pada adonan dan<br />

aroma harum khas roti (lebih lengkapnya dapat dilihat pada bab II<br />

bagian ragi).<br />

Gambar 13.3 : Ragi saat fermentasi<br />

374

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!