11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 131 of 215BUNGA DAN BATUKetika guru agung dan syuhada Manshur al-Hallaj berada di tengah kerumunan, dihukumkarena kemurtadan dan bid'ah, ia tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan saattangannya dipotong di depan umum.Ketika kerumunan orang melempar batu yang menyebabkan luka parah, ia tenang saja.Salah seorang temannya, seorang guru <strong>Sufi</strong>, mendekatinya dan memberinya -- bunga.Manshur berteriak seolah dalam siksaan.Ia melakukan ini untuk menunjukkan bahwa ia tidak dapat disakiti oleh perbuatan orangorangyang mengira mereka berbuat benar. Tetapi hanya sentuhan dari orang yang tahu,seperti dia, bahwa dirinya dihukum dan dituduh dengan tidak adil, jauh lebihmenyakitkan baginya dari siksaan apa pun.Manshur dan teman <strong>Sufi</strong>nya, tidak berdaya kendati mereka ada di depan tirani seperti itu,teringat akan pelajaran tersebut. Sementara penganiaya-penganiaya mereka hampirterlupakan.Saat sekarat, Manshur berkata, "Orang-orang di dunia ini mencoba berbuat baik. Akuanjurkan engkau mencari sesuatu di mana bagian paling kecilnya lebih berarti daripadasemua kebaikan; pengetahuan tentang kebenaran -- pengetahuan sejati."HANBAL DAN PEMIKIRAN YANG TERKONDISIAhmad ibnu Hanbal adalah pendiri salah satu dari empat madzhab hukum yang besar,dan sahabat beberapa Guru <strong>Sufi</strong> awal. Di masa tua dan lemahnya, sebuah kelompokbid'ah di Baghdad merampas kekuasaan dan mencoba menyingkirkan dirinya, yang darisudut pandang mereka dianggap sebagai kebenaran.Imam Ahmad menolak, maka ia diberi seribu cambukan dan disiksa. Sebelum mati, danmemang meninggal segera setelah disiksa, ia ditanya apa yang ia pikirkan tentangpembunuh-pembunuhnya.Katanya, "Aku hanya dapat mengatakan bahwa mereka memukulku karena merekapercaya bahwa mereka benar dan aku salah. Bagaimana aku dapat menuntut keadilanterhadap mereka yang percaya bahwa mereka benar?"ORANG PERCAYA APA YANG DIKIRA BENARAjaran, sebagaimana kebiasaannya, sepanjang urusan kehidupan secara umum. SyeikhAbu Thahir al-Harami mengendarai keledainya ke pasar, seorang murid mengikuti dibelakang.Di sisinya, seseorang berteriak, "Lihat, ini orang kafir kuno!"

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!