11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 211 of 215Jawaban: Semuanya dicatat di dalam pikiran dan dialami dalam "hati".Pertanyaan 3: Apakah penyelesaian <strong>Sufi</strong>sme?Jawaban: Persepsi yang melampaui suatu pernyataan di dalam "hati".Pertanyaan 4: Apa perbedaan antara yang Berubah dan orang-orang lain?Jawaban: Pemahaman yang Berubah adalah sesuatu yang lain dari apa yang biasa disebutpengetahuan oleh orang lain.Pertanyaan 5: Apa pengetahuan masyarakat biasa?Jawaban: Adalah suatu peniruan; belajar melalui latihan dari para instruktur; dianggapyang sejati padahal tidak.Pertanyaan 6: Bagaimana keyakinan sejati dikembangkan?Jawaban: Dengan mendatangi, melalui beberapa praktek, <strong>Jalan</strong> yang hanya satu daritujuhpuluh dua <strong>Jalan</strong> yang mungkin terbuka untuk manusia. Bisa saja terjadi, setelahmengikuti jalan imitasi, muncul satu yang sejati, tetapi ini sulit.Pertanyaan 7: Apa bentuk religi lahiriah yang diikuti orang yang Berubah?Jawaban: Mayoritas mengikuti peribadatan Islam dan masyarakat Tradisi, serta petunjukpetunjukritualnya dimapankan oleh Syeikh Maturidi dari Samarkand. Mereka yangmengikuti kegiatan Islam dalam Empat Madzhab Utama, umumnya disebut MasyarakatKeselamatan (Muslim).Pertanyaan 8: Saat ia menanyakan madzhabnya, Bayazid al-Bisthami mengatakan, "Akudari madzhab Allah." Apa artinya ini?Jawaban: Semua pengakuan di atas (rukun Iman) dianggap sebagai Madzhab Allah.Pertanyaan 9: Kaum <strong>Sufi</strong> menunjuk dirinya sebagai fenomena, pemikiran, binatang dansayur-sayuran. Mengapa?Jawaban: Nabi bersabda, bahwa pada Hari Pembalasan manusia dibangkitkan dalambentuk binatang, sesuai perbuatan mereka sebelumnya. Bentuknya muncul menjadibinatang atau bentuk lain yang menyerupai secara internal, daripada bentukkemanusiaannya. Dalam tidurnya, manusia melihat dirinya sebagai manusia;Bagaimanapun, ia mungkin melihat dirinya sendiri, sesuai dengan tendensi dominannya,sebagai seekor domba, kera, atau babi. Kesalahpahaman terhadap hal-hal tersebutmenimbulkan kepercayaan bahwa kehidupan manusia berlalu menuju kebinatangan(transmigrasi), secara harfiah ditafsirkan oleh orang-orang yang tidak tahu tanpakedalaman perspektif

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!