11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 210 of 215Kekurangan datang dari asumsi yang absurd bahwa hanya berhubungan dengan sesuatuyang bernilai, akan membawa keberuntungan yang sama pada individu yang tidakberubah.Banyak yang lebih penting. Manusia tidak harus berhubungan dengan orang baik: iaharus berhubungan dengan bentuk yang memungkinkan mengubah fungsinya danmembuatnya baik. Seekor keledai yang berkandang di perpustakaan, tidak akan menjaditerpelajar.Argumentasi ini salah satu dari perbedaan diantara ajaran-ajaran <strong>Sufi</strong> dan mencobamempraktekkan etika atau pengembangan diri di dalam usaha yang lain.Secara umum, pokoknya disia-siakan oleh pembaca atau murid. Thalib Kamal berkata,"Benang tidak akan menjadi mulia karena menembus diantara permata." Dan,"Kebaikanku tidak memajukan diriku, tidak lebih dari tempat sunyi yang disuburkan olehadanya harta karun."Harta karun adalah harta karun. Tetapi bila diambil untuk menciptakan kerusuhan lagi,harta karun tersebut harus dimanfaatkan dengan cara tertentu.Khotbah mungkin bagian dari sebuah proses. Sarana untuk mengubah manusia tetapdiperlukan. Sarana inilah yang menjadi rahasia kaum <strong>Sufi</strong>. Sekolah-sekolah lain, sangatsering, tidak berada pada titik di mana mereka dapat melihat di atas tahap pertama;mereka dimabukkan dengan penemuan etika dan kebajikan, yang oleh karena itu merekasimpulkan merupakan obat untuk segala macam penyakit.(Abdal Ali Haidar)BAGIAN KESEMBILAN: DIALOG SUFISME1. <strong>Sufi</strong>sme dan Islam (Muhammad Ali al-Mishri)2. Pemahaman secara Mendalam (Rais Tchaqmaqzade)Jawaban-jawaban pertanyaan ini ditujukan untuk <strong>Sufi</strong> Kairo dan <strong>Sufi</strong> Bukhara1 SUFISME DAN ISLAMPertanyaan 1: Apakah dasar-dasar <strong>Sufi</strong>sme?Jawaban: Dasar utama <strong>Sufi</strong>sme adalah keyakinan; keyakinan Islami (Iman) dengan enamdasar, yaitu: adanya Allah; Allah Yang Esa, adanya para Malaikat, para Rasul, HariPembalasan, Takdir.Pertanyaan 2: Bagaimana dasar-dasar tersebut dipahami, karena tidak satu punmerupakan subyek pembuktian umum oleh mayoritas masyarakat?

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!