11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 161 of 215"Selamat, Nashruddin yang agung," kata mereka, "Sumber kebijakan, Merak Dunia yangmemiliki semua esensi kebajikan. Oleh karena itu, kami memanggilmu. Ada beberapa halyang mungkin dapat kami sarankan kepadamu, yaitu etika dan perilaku seorang utusandiplomatik.""Aku akan merasa terbantu jika kalian mau mengatakannya," ujar Nashruddin."Baiklah," kata pimpinan intrik tersebut, "Hal pertama, engkau harus sederhana, untukmenunjukkan betapa sederhananya dirimu. Engkau tidak boleh sedikit pun menunjukkandiri sebagai orang penting. Saat sampai di India, engkau harus memasuki masjidsebanyak engkau bisa, dan mintalah derma untuk dirimu sendiri. Kedua, engkau harusmenjawab etika istana di Negeri di mana engkau diutus. Ini artinya, bahwa engkau akanmenyebut Mogul Agung sebagai Bulan Purnama.""Tetapi itu bukankah julukan Kaisar Persia?""Tidak di India."Maka Nashruddin pun dikirim. Kaisar Persia berpesan kepadanya saat berangkat, "Hatihatilah,Nashruddin. Turutilah etika yang berlaku di sana. Karena Mogul adalah kaisaryang perkasa dan kita harus mengesankannya tanpa penghinaan.""Aku sudah siap Yang Mulia," ujar Nashruddin.Setelah memasuki wilayah India, Nashruddin segera memasuki masjid dan naik kemimbar, "Wahai ummat!" serunya, "lihat diriku mewakili Bayangan Allah di Bumi! Poroslingkaran Bumi! Keluarkan uangmu, karena aku mengadakan derma."Hal ini dia ulang di setiap masjid yang dapat ditemukan, semua jalan dari Baluchistanhingga kekaisaran Delhi. Nashruddin telah mengumpulkan uang banyak. "Gunakan itu,"ujar penasihat yang lalu, "untuk apa pun yang engkau inginkan. Karena itu hasilkeikhlasan dan pemberian berdasar perasaan, penggunaannya akan menciptakanpermintaannya sendiri."Sebenarnya, yang mereka inginkan terjadi pada Mullah adalah, ia mendapat ejekan saatmengumpulkan uang dengan sikap 'memalukan' tersebut. "Orang suci harus hidup darikesucian mereka," ujar Nashruddin dari masjid ke masjid. "Aku tidak menilainya danmengharapkannya. Bagi kalian, uang adalah sesuatu yang ditimbun, setelah dicari. Kaliandapat menukarnya dengan barang. Bagiku, uang adalah bagian dari suatu alat. Akumewakili kekuatan alam dari pertumbuhan perasaan, pemberian dan pengeluaran."Sekarang, sebagaimana kita semua tahu, kebaikan sering beralih dari kejahatan yangnyata, dan sebaliknya. Mereka yang berpikir bahwa Nashruddin hanya menghubungkanisi sakunya sendiri tidak menyumbang. Karena beberapa alasan, pertemuan mereka tidakberhasil. Mereka yang percaya dan memberikan uangnya, secara misterius menjadi kaya.Tetapi kita harus kembali kepada cerita kita.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!