11.07.2015 Views

Jalan Sufi

Jalan Sufi

Jalan Sufi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal. 92 of 215"Mungkin tidak akan," jawab orang itu, "tetapi setidaknya para penggantiku akan hidupmengambil keuntungan dari pekerjaanku, sebagaimana kami semua mengambil untungdari kerja para pendahulu kita.""Kalau begitu," jawab sang Penguasa, "apabila beberapa pohon anggur telah berbuah,bawa beberapa diantaranya kepadaku. Itu jika kedua diantara kita telah lolos dari pedangkematian yang menggantung di atas kita sepanjang waktu."Dia pun pergi.Beberapa tahun kemudian pohon anggur tersebut telah mulai menghasilkan buah angguryang lezat. Orang tersebut mengisi sebuah keranjang besar dengan buah anggur pilihandan pergi ke istana.Sang Sultan menerimanya dan memberinya sebuah hadiah emas yang banyak.Kabar pun segera tersiar, "Seorang petani yang tak berharga telah diberi sejumlah emasyang banyak sebagai ganti untuk sekeranjang anggur."Seorang perempuan dungu mendengar hal ini, dengan segera mengisi sebuah keranjangdengan buah anggur miliknya dan membawanya sendiri ke penjaga istana, lantas berkata;"Aku meminta ganjaran yang sama dengan yang telah diterima laki-laki tadi pagi. Inibuah anggurku. Jika sultan memberi uang untuk buah-buahan, ini buah-buahan itu."Kabar tersebut telah sampai kepada sang Sultan, yang kemudian menjawabnya: "Orangyang berbuat dengan meniru dan sombong menegaskan kekurangannya akanpenyelidikan terhadap keadaan yang mereka coba untuk menirunya, karenanya usir dia."Orang perempuan itu telah mengirim buah anggurnya, tetapi dia demikian jengkel karenadia tidak bersusah-susah untuk menanyakan kepada sang 'penumbuh' anggur, apa yangsesungguhnya terjadi.SANG GURU DAN ANJINGSeorang guru <strong>Sufi</strong>, berjalan sepanjang jalan dengan seorang muridnya, telah diserangoleh seekor anjing yang galak.Si murid dengan garang berteriak:"Betapa berani kau mendekati guruku dalam sikap seperti itu!""Dia lebih berpendirian tetap daripada dirimu," kata sang Guru, "karena diamenggonggong kepada seseorang, sesuai dengan kebiasaan dan kesukaannya; sementaraengkau memandangku sebagai gurumu dan sama sekali tidak dapat merasakan manfaatdari banyaknya penerangan yang telah kita persiapkan untuk mengarungi perjalanan ini,mengabaikan mereka tanpa pertimbangan lagi."

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!